Google Maps Mengaburkan Gambar Pulau Nuklir Terpencil di Samudra Pasifik

- 30 September 2021, 21:40 WIB
Google Maps nekat mengaburkan hingga seolah menghilang atas gambar pulau nuklir terpencil di Samudra Pasifik.
Google Maps nekat mengaburkan hingga seolah menghilang atas gambar pulau nuklir terpencil di Samudra Pasifik. /Google Maps/
PR PENGANDARAN - Sebuah atol Polinesia secara misterius menghilang dari satelit Google Maps, bekas lokasi uji coba senjata nuklir Prancis di Moruroa, terlihat di peta hanya bagian sisi kirinya saja oleh mereka yang ingin melihat seperti apa lokasinya.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Mirror, setelah gambar pulau nuklir itu dikaburkan hingga menghilang oleh gumpalan biru, Google Maps seolah menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi disana.

Tidak jelas mengapa atol itu tidak terlihat seperti bagian lain dari citra satelit yang ditawarkan oleh Google Maps, tetapi diperkirakan itu mungkin karena kehadiran pasukan Prancis yang ada disana untuk memastikan keamanan di bekas lokasi uji coba nuklir tersebut.

Baca Juga: Ucapkan Ultah Untuk Dono Warkop DKI, Indro: Banyak yang Masih Tetap Sayang sama Kalian...

Moruroa, bersama dengan atol Fangataufa Polinesia Perancis, menjadi tempat untuk 193 uji coba nuklir yang dilakukan oleh pemerintah Perancis antara tahun 1966 dan 1996.

Termasuk 41 tes atmosfer sampai tahun 1974 yang mengekspos penduduk lokal ke tingkat radiasi yang tinggi.

Menurut Greenpeace, ledakan di pulau itu mencemari perairan hingga Peru dan Selandia Baru, sementara mereka menyedot semua air di laguna tempat ledakan itu terjadi.

Baca Juga: Inul Daratista Beri Ultimatum untuk Fans Garis Keras, Istri Adam Suseno: Ingat, Jangan Ada Ribut antar Geng!

Pengujian di situs tersebut dihentikan oleh mantan presiden Perancis, Jacques Chirac, pada tahun 1996, ketika ia memerintahkan pembongkaran peralatan pengujian nuklir di tengah protes internasional.

Analisis yang diterbitkan pada bulan Maret terhadap ribuan dokumen Perancis yang baru dideklarasikan menunjukkan hingga 100.000 orang yang terpapar radiasi pada saat itu mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan kompensasi.

The Moruroa Files, sebuah kolaborasi antara investigasi jurnalisme ruang berita mengungkapkan, Princeton Universitas Program Sains & Global Security dan kolektif penelitian keadilan lingkungan, interpretasi negara akibat dari dampak dari tes tersebut, yang diremehkan selama bertahun-tahun.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x