Sebelum Pandemi Terjadi, China Beli Peralatan Tes Covid-19 Dalam Jumlah Banyak?

- 5 Oktober 2021, 12:50 WIB
Ilustrasi bendera China./Pixabay
Ilustrasi bendera China./Pixabay //SW1994/

PR PANGANDARAN - Pandemi Covid-19 yang menghantam dunia menyisakan banyak pertanyaan mengapa virus ini dapat menular begitu cepat.

Baru-baru ini tersiar kabar jika China sudah membeli banyak peralatan tes Covid-19 ketika pandemi belum terjadi.

Peralatan tes Covid-19 berjenis PCR tersebut memungkinkan ilmuwan untuk memperkuat sampel DNA yang bertujuan menguji peyakit menulat atau genetik lainnya.

Baca Juga: Bukti ‘Rookie Monster’, Album aespa ‘SAVAGE’ Tembus 400 Ribu Pre Order

Perusahaan keamanan siber asal Australia dan AS meyakini adanya lonjakan yang begitu tinggi saat China memesan jumlah peralatan tes Covid-19.

Provinsi Hubei di China adalah tempat yang diduga pertama kali ditemukannya virus Covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa Kantor Negara China diberitahu pada 31 Desember 2019, bahwa kasus pneumonia dari penyebab yang tidak diketahui telah terdeteksi di kota tersebut.

Baca Juga: Hari Guru Sedunia Diperingati 5 Oktober 2021, Simak Sejarah Lahirnya World Teachers Day

Pada 7 Januari 2020, pihak berwenang China mengidentifikasi jenis virus corona baru yang kemudian dikenal sebagai SARS-CoV-2 dan menyebabkan penyakit yang sekarang disebut Covid-19.

Sejak itu, telah menyebar ke hampir setiap sudut dunia, dan lebih dari 230 juta orang telah terinfeksi dan hampir 4,8 juta telah meninggal.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Internet 2.0, pandemi telah jauh dimulai lebih awal daripada yang diberitahukan China kepada WHO tentang Covid-19, menurut laporan itu.

Baca Juga: Usai Bagi-bagi Uang di Labuan Bajo, Baim Wong Langsung Boleh Intip Rumah Warga

Laporan tersebut dijelaskan oleh perusahaan keamanan siber, yang berspesialisasi dalam forensik digital dan analisis intelijen, menyerukan penyelidikan lebih lanjut.

Tetapi beberapa ahli medis mengatakan bahwa laporan Internet 2.0 tidak cukup untuk menarik kesimpulan seperti itu.

Untuk satu hal, pengujian PCR, yang telah digunakan secara luas selama beberapa dekade, semakin populer karena telah menjadi metode standar untuk menguji patogen, menurut salah satu ahli.

Baca Juga: Cek Ramalan Shio Kuda, Shio Kambing dan Shio Monyet 5 Oktober 2021: Kecewamu Berasal dari Harapan Ini

Selain itu, peralatan PCR banyak digunakan di laboratorium untuk menguji banyak patogen lain selain Covid-19, termasuk pada hewan, dan banyak ditemukan di rumah sakit dan laboratorium modern.

Di provinsi Hubei, pengeluaran untuk peralatan PCR mulai meningkat pada tahun 2014. Namun lonjakannya sangat besar pada tahun 2019, menjadi 67,36 juta yuan dari 36,7 juta yuan tahun sebelumnya.

Berdasarkan penelitian, Internet 2.0 menyimpulkan dengan "keyakinan tinggi bahwa pandemi dimulai jauh lebih awal daripada yang diberitahukan China kepada WHO tentang Covid-19," menurut laporan itu.

Baca Juga: Ikatan Cinta Malam Ini: Irvan Tak Jadi Bantu Obati Nino Karena Tahu Pernah Sakiti Andin?

Perusahaan keamanan siber, yang berspesialisasi dalam forensik digital dan analisis intelijen, menyerukan penyelidikan lebih lanjut.

Namun beberapa ahli medis mengatakan bahwa laporan Internet 2.0 tidak cukup untuk menarik kesimpulan seperti itu.

Untuk satu hal, pengujian PCR, yang telah digunakan secara luas selama beberapa dekade, semakin populer karena telah menjadi metode standar untuk menguji patogen, menurut salah satu ahli.

Baca Juga: MU Incar Bintang Baru untuk Bisa Bersaing dengan Manchester City dan Liverpool

Selain itu, peralatan PCR banyak digunakan di laboratorium untuk menguji banyak patogen lain selain Covid-19, termasuk pada hewan, banyak ditemukan di rumah sakit dan laboratorium modern.

China juga menghadapi wabah demam babi Afrika di seluruh negeri pada tahun 2019.

Kementerian Luar Negeri China membantah temuan itu.

Baca Juga: Lionel Messi Mengalami Kekalahan Pertama di PSG, Pelatih Kecewa

Juru Bicara dari Kemlu China mengatakan temuan tersebut termasuk dalam kategori yang sama dengan klaim meragukan tentang asal-usul virus corona.

"Kemamputelusuran virus adalah masalah ilmiah serius yang harus ditangani oleh para ilmuwan," kata juru bicara itu seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari NDTV Selasa, 5 Oktober 2021.

Kantor Informasi Dewan Negara China menerbitkan buku putih tentang tindakan negara itu untuk memerangi Covid-19 yang dengan "garis waktu yang jelas dan fakta-fakta yang jelas" mencatat upayanya untuk memerangi epidemi, kata juru bicara itu.***

Editor: Imas Solihah

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x