WHO Rekomendasikan Vaksin Malaria untuk Anak-Anak di Afrika, Jadi Harapan Bagi Beban Terberat Afrika

- 9 Oktober 2021, 12:30 WIB
WHO merekomendasikan vaksin malaria untuk anak-anak di Afrika yang menjadi harapan bagi beban terberat mereka.
WHO merekomendasikan vaksin malaria untuk anak-anak di Afrika yang menjadi harapan bagi beban terberat mereka. /Pexels/

PR PANGANDARAN - Anak-anak di sebagian besar Afrika akan mendapat vaksin malaria, berpotensi menyelamatkan puluhan ribu nyawa. Dalam terobosan bersejarah dan penuh harapan melawan penyakit yang telah menjangkiti umat manusia selama berabad-abad.

Adapun vaksin malaria diklaim akan mengurangi infeksi yang dibawa nyamuk membunuh lebih dari 400.000 orang per tahun, yang sebagian besar adalah bayi dan balita.

Pada Rabu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksin malaria untuk digunakan di seluruh Afrika sub-Sahara dan wilayah dengan tingkat penularan sedang hingga tinggi untuk pertama kalinya, mengikuti program percontohan yang sukses di Ghana, Kenya dan Malawi.

Baca Juga: Rumah Tangganya Disorot Terus, Lesti Kejora Syok Rizky Billar Berubah Sikap: Kalau Mellow, Bilangnya...

Dikembangkan oleh pembuat obat di Inggris, GlaxoSmithKline, vaksin malaria, yang pertama kali terbukti efektif enam tahun lalu, diberikan dalam empat dosis pada anak-anak dari usia lima bulan.

“Ini adalah momen bersejarah, vaksin malaria yang telah lama ditunggu-tunggu untuk anak-anak merupakan terobosan bagi ilmu pengetahuan, kesehatan anak dan pengendalian malaria,” kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO.

“Menggunakan vaksin ini di atas alat yang ada untuk mencegah malaria dapat menyelamatkan puluhan ribu jiwa muda setiap tahun,” tambahnya.

Baca Juga: Studi Baru: Gorila Lakukan 'Social Distancing' untuk Mencegah Penyebaran Penyakit

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Independent, WHO khawatir jumlah infeksi dan kematian akibat malaria mungkin meningkat di Afrika sub-Sahara dalam 18 bulan terakhir, sebagai akibat dari terganggunya upaya pencegahan dan pengobatan yang disebabkan oleh Covid 19.

Sebelum pandemi, itu juga melaporkan stagnasi yang sedang berlangsung terhadap penyakit mematikan itu.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Independent


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x