PR PANGANDARAN - Coronal mass ejection (CME) menghantam medan magnet Bumi pada 12 Oktober sekitar pukul 03:30 pagi.
Ini memicu badai geomagnetik kelas G2 yang sekarang sedang berlangsung. Fisikawan cuaca luar angkasa Dr Tamitha Skov mentweet pada pukul 4 pagi.
"Sangat terlambat, tetapi selalu dalam gaya! Badai matahari kita telah menghantam dan terlihat mengesankan," cuitnya.
Baca Juga: 6 Kebiasaan Orang Indonesia yang Bertentangan dengan Medis, Nomor 1 Paling Sering Dilakukan
Dia memperbarui pengikutnya 45 menit kemudian, menambahkan: "Beri badai matahari kesempatan untuk membangun! Aurora yang lebih kemerahan dan pelangi akan membutuhkan waktu untuk terwujud!"
Pada pukul 5 pagi, Dr Skov berkomentar: "Akhirnya! Waktu badai telah tiba! Warna kemerahan yang indah sekarang menyala terang di atas langit di Iowa utara, AS, selama badai matahari yang sedang berlangsung ini."
Badai itu sekarang masih membangun dan diperkirakan akan berlangsung hingga jam 4 sore hari ini.
Spaceweather.com melaporkan bahwa ketika badai pertama kali melanda tadi malam, kecepatan angin matahari meningkat 120 km/s.
Artikel Rekomendasi