Gejala yang Timbul Sangat Parah, WHO: Virus Ebola Jauh Lebih Mematikan Dibanding Covid-19

- 3 Juni 2020, 12:30 WIB
Ilustrasi EBOLA
Ilustrasi EBOLA //*thenativeantigencompany

PR PANGANDARAN - Terkait kembali munculnya wabah virus ebola di Republik Kongo wilayah Afrika Tengah, tercatat sebanyak 5 orang telah dinyatakan meninggal dunia.

Namun, hingga kini Pemerintah Kongo belum memetakan dengan jelas tentang kemunculan ebola jenis baru.

Wabah Ebola kembali merebak di Kongo, pemerintah mengaku terkejut karena wabah ini mendadak berkembang lagi.

Baca Juga: Tak Dihuni Selama 2 Bulan, Mahasiswi di Bandung Terkaget-kaget Melihat Kamar Kost Dipenuhi Jamur

Sementara Kongo tengah berjuang melawan pandemi Covid-19 bahkan kebijakan lockdown sedang gencar diterapkan.

Ebola telah menimbulkan ancaman kesehatan global beberapa kali, terutama dari tahun 2013 hingga 2016 lalu, ketika keberadaannya mengancam untuk menyebar ke luar dari Afrika.

Pejabat kesehatan menyatakan bahwa epidemi terjadi pada 2014 lalu, ketika hampir 30.000 kasus mengguncang benua itu yakni di Liberia, Sierra Leone dan Guinea.

Baca Juga: Nyamar Jadi Pekerja LRT, Militer Tiongkok Dikabarkan Terciduk Polisi di Karawang, Cek Faktanya

Seperti diberitakan Pikiran-rakyat.com dengan judul Kembali Mewabah, Ebola Lebih Mematikan Dibanding Corona dengan Tingkat Fatalitas Tercatat 50 Persen, WHO memperkirakan total 11.323 orang meninggal dalam wabah.

Ebola sendiri merupakan penyakit yang sangat mematikan, dengan tingkat kematian sekitar 50 persen.

Pada kasus Ebola, pejabat kesehatan dapat dengan mudah mengidentifikasi mereka yang positif.

Baca Juga: Corona Dikabarkan Berasal dari Bakteri dan Mudah Sembuh Hanya dengan Antibiotik, Ini Faktanya

Hal itu dikarenakan gejala yang ditimbulkan sangat parah, sehingga mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan orang-orang yang positif langsung diisolasi.

Gejala yang ditimbulkan dari penyakit Ebola seperti demam, badan terasa nyeri, lemas, diare hingga muntah.

Dua vaksin pun diproduksi oleh Merck dan Johnson & Johnson yang masih berada dalam tahap studi klinis dan belum dilisensikan untuk mengimunisasi lebih dari 300.000 orang.

Baca Juga: Terlibat Anarkisme dan Kerusuhan di AS, Pria Bertato Peta Kepulauan Indonesia Minta Maaf

Kasus Ebola sendiri pertama kali diidentifikasi pada Desember 2013 lalu di Guinea, Afrika dan mulai mewabah pada Maret 2014.

Pada saat itu tercatat 28.652 kasus secara global dengan 11.325 pasien meninggal dunia, tingkat kematian sekitar 50 persen.

Jika virus corona menyerang orang dengan usia lanjut, tidak dengan Ebola, 20 persen dari semua kasus terjadi pada anak-anak.

Baca Juga: Vaksin Telah Lama Ditemukan, Kenapa Wabah Ebola Muncul Lagi di Kongo?

Meskipun wabah Ebola dinyatakan telah berakhir pada 2016 lalu, di tengah ancaman virus corona, benua Afrika mendapati kemunculan baru dari penyakit mematikan tersebut.*** (Rahmi Nurfajriani)

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x