"Mereka telah mengambil semuanya dari saya, uang saya, masa muda saya dan sekarang mereka membunuh orang-orang saya," kata pengunjuk rasa berusia 26 tahun Sandra Khoury kepada Al Jazeera.
Baca Juga: Dilarang Pergi ke Luar Bandung, Ini Deretan Syarat Jadi 'Pahlawan' Vaksin Covid-19
Sebagai tanda solidaritas dengan para pengunjuk rasa, pemadam kebakaran Beirut yang kehilangan sedikitnya 10 anggota menolak meninggalkan pangkalan mereka untuk menyiram pengunjuk rasa dengan air.
Menanggapi sikap para pemadam kebakaran ini, Gubernur Beirut Marwan Aboud menilai seharusnya mereka terus bertugas untuk memadamkan api kebakaran.
Akibat bentrokan tersebut, satu orang petugas dikabarkan tewas. Berdasarkan laporan, petugas tersebut diserang pengunjuk rasa dan jatuh di sebuah hotel di pusat kota Beirut.
Baca Juga: Serangan Komplotan Terorisme Pecah, Ledakan Bom Mematikan di Somalia Tewaskan 7 Orang
Palang Merah Lebanon, sementara itu, mengatakan mereka membawa 63 orang ke rumah sakit dan merawat sekitar 175 orang di tempat kejadian.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, pemerintah Lebanon mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan tentara.
Para tentara diberi intruksi untuk mengambil tindakan seperti memukul warga sipil bahkan terdapat laporan bahwa tentara juga melempar batu pada warga.
Baca Juga: Ramal Kapan Covid-19 akan Benar-benar Lenyap dari Dunia, Bill Gates: Vaksin Cukup Mengesankan
Artikel Rekomendasi