Sengaja Pakai Gaun Seksi saat Sidang, Anggota DPR Ini Dikecam Bak Pelayan Bar hingga Lady Escort

- 11 Agustus 2020, 10:47 WIB
Dpr korsel
Dpr korsel //*Yonhap

PR PANGANDARAN - Media lokal Korea Selatan, Yonhad News, melaporkan banyaknya kecaman terhadap anggota DPRD termuda yang berbusana minim saat menghadiri sidang.

Sidang yang berlangsung pada Kamis, 4 Agustus 2020 waktu setempat itu bertajuk paripurna Majelis Nasional, oleh karena itu dihadiri hampir semua petinggi Korsel.

Anggota DPRD bernama Ryu Ho Jeong itu datang bak menghadiri ajang penganugrahan artis di televisi, melenggang dengan santai mengenakan gaun seksi.

Baca Juga: Fakta Jennie BLACKPINK dan Jessica Jung Akrab Jadi Sinyal 'Masih Saling Cinta' dengan Kai EXO?

Berdasarkan laporan wartawan Yonhao yang kemudian dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com, ia diketahui mengenakan gaun merah yang minim.

Sontak, wanita berusia 28 tahun itu akhirnya mendapatkan hujatan yang membanjiri media sosialnya.

Beberapa mengecapnya sebagai lady escort hingga pelayan bar. Serta mempertanyakan mengapa dia layak berada di parlemen.

Baca Juga: Dekil Jarang Mandi, Berambut Merah hingga Bertato, Komplotan Anak Punk Ini Bikin Resah Warga Kebumen

Seakan tak ingin tinggal diam dengan fenomen terebut, netizen Korsel melakukan penyerangan "Segera dia akan datang bekerja dengan bikini,".

"Apakah ini bar?" tulis warganet yang lain.

Ryu yang merupakan anggota Partai Keadilan minoritas sayap kiri, mengatakan dia sengaja memilih busana tersebut untuk mendobrak tradisi pria paruh baya yang mengenakan jas di majelis 300 kursi di mana hanya 19 persen perwakilannya adalah perempuan.

Baca Juga: Pesan Menohok Anji Usia Diperiksa Polisi: Saya tak Bisa Percaya dengan Media Indonesia

Secara tidak tertulis, dalam tata tertib Majelis Nasional soal berbusana disebutkan bahwa pembuat undang-undang harus menjaga martabat yang layak sebagai anggota Majelis Nasional.

Ini diimplementasikan dengan mengenakan pakaian berkancing seperti jas, baik pria dan wanita.

"Dalam setiap sidang paripurna, sebagian besar anggota parlemen, pria dan paruh baya, muncul dengan setelan jas dan dasi, jadi saya ingin menghancurkan tradisi itu," katanya kepada Yonhap.

Baca Juga: Bongkar Fakta Baru Ternyata Pelaku tak Berniat Perkosa Wanita di Bintaro saat Menyelinap Masuk Rumah

Hal itu diungkap Ryu sambil mengutuk kritik karena menilai dia berdasarkan penampilannya daripada pekerjaannya.

"Kami sama sekali tidak setuju dengan suara yang menggambarkan politisi perempuan kurang kualifikasi dengan menilai penampilan dan citranya daripada pekerjaan legislatifnya," kata partai itu dalam sebuah pernyataan.

"Anggota parlemen perempuan masih menjadi sasaran pembicaraan karena memakai celana, atau memilih busana berwarna cerah. Kami menyatakan penyesalan atas kenyataan hari ini di Majelis Nasional di mana saling berteriak secara berlebihan menjadi hal yang wajar, sementara mengenakan gaun dianggap sebagai masalah. Kami menyatakan bahwa hari ini adalah tahun 2020," papar dia.

Baca Juga: BTS Kejutkan ARMY Lewat Rombak Rambut 'Bersinar' ala Dynamite dan Bongkar Waktu Rilis Digital

Niki Kandirikirira, dari Equality Now, sebuah LSM yang mempromosikan hak-hak perempuan dan anak perempuan, mengatakan bahwa kritik kepada Ryu adalah diskriminasi seksual atau seksisme terhadap perempuan.***



Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Yonhap News Agency


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah