Ternyata Ini Alasan Warga Suriah Pilih Mati di Rumah saat Terinfeksi Covid, Ketimbang Lapor Negara

- 7 Oktober 2020, 16:00 WIB
Potret aktivitas masyarakat Suriah di tengah pandemi Covid-19 dan konflik
Potret aktivitas masyarakat Suriah di tengah pandemi Covid-19 dan konflik /Pikiran Rakyat

Berdasarkan data worldometer, terdapat 4.411 kasus infeksi dan 207 kasus kematian akibat virus itu di Suriah.

Baca Juga: Waspada! Ternyata Indonesia Bakal Terdampak La Nina, BMKG: Curah Hujan Meningkat Capai 40 Persen

Namun, angka-angka tersebut diyakini bisa lebih besar di lapangan. Sebab, banyak pasien yang terinfeksi enggan melaporkan gejala terkait Covid-19.

Buruknya fasilitas medis dan karantina, serta desakan mencari nafkah mendorong orang yang terinfeksi merahasiakan kondisi mereka ketimbang harus menjalankan prosedur medis di lokasi yang sama sekali tidak layak serta terancam kehilangan penghasilan.

"Orang lebih suka mati daripada datang ke rumah sakit," kata Moustafa, seorang dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit di Damaskus dikutip dari Aljazeera.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Demokrat Pimpin Demo Omnibus Law dan Membiayainya, Simak Penjelasannya

Moustafa mengaku sering dimintai nasihat medis dari orang-orang. Sayangnya dia tidak bisa menemui mereka secara langsung karena mahalnya harga masker medis.

Di Suriah, masker medis yang harus diganti setiap harinya dijual paling murah 10 dolar AS (Rp147.000), sedangkan gaji seorang dokter di Suriah 188 dolar AS (Rp2,7 juta) per bulan.

"Ini terlalu mahal buat saya.""Bisa Anda bayangkan? Seorang dokter yang tidak mampu membeli masker yang bagus?," ujarnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Anak STM Bakal Demo di Depan Gedung DPR Tolak UU Cipta Kerja? Simak Faktanya

Halaman:

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x