Minta Aksi Pemboikotan Produk Segara Dihentikan, Menlu Prancis: Komplotan Radikal Serang Negara Kami

- 28 Oktober 2020, 10:25 WIB
Karyawan salah satu mall di Kuwait mengosongkan rak yang berisi produk Prancis.
Karyawan salah satu mall di Kuwait mengosongkan rak yang berisi produk Prancis. /twitter.com/@a_alowaihan1

PR PANGANDARAN – Presiden Prancis Emmanual Macron menerima kritik secara luas karena menolak untuk berhenti mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad SAW.

Hal ini membuat beberapa negara yang mayoritas berpenduduk muslim memboikot semua barang produksi Prancis.

Namun, Prancis telah meminta negara-negara tersebut untuk mengakhiri seruan tak berdasar dalam memboikot produk yang berasal dari mereka.

Baca Juga: Whitney Houston Cetak Rekor! Video Klip Lagu yang Melegenda Ini Tembus 1 M Penayangan di YouTube

Produk Prancis memang telah dihilangkan di beberapa toko seperti di Kuwait, Qatar dan Yordania, sementara di Arab Saudi, tagar yang menyerukan boikot supermarket Prancis, Carrefour, menjadi trending di media sosial.

Selain itu, protes juga terjadi di berbagai negara, seperti Bangladesh, Libya, Suriah, dan Irak.

Melihat banyaknya pemboikotan yang dilakukan oleh negara mayoritas muslim membuat Kementerian luar negeri Prancis buka suara.

Baca Juga: Cek Fakta: Pemilik SIM C Dikabarkan akan Dapat BLT Covid-19 Rp900 Ribu dari Pemerintah, Ini Faktanya

“Seruan untuk boikot ini tidak berdasar dan harus segera dihentikan, serta semua serangan terhadap negara kami, yang didorong oleh komplotan minoritas radikal,” ujarnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Channel News Asia.

Pemboikotan terjadi menyusul ucapan Macron setelah adanya pembunuhan pada seorang guru Prancis bernama Samuel Paty.

Samuel Paty saat itu menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW saat sedang mengajar mengenai kebebasan berekspresi di sekolah menengah di Conflans-Sainte-Honorine, barat laut Paris.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini: Jadi Dermawan Pilihan Baik untuk Gemini, Leo Setop Bertengkar Nanti Putus

Umat Muslim menganggap jika karikatur Nabi Muhammad merupakan hinaan, tetapi Macron membela tindakan guru tersebut sebagai kebebasan berekspresi.

Pada awal bulan ini, Macron juga menggambarkan Islam sebagai agama dalam krisis di seluruh dunia dan berjanji akan menindak ekstremisme.

Sebagai respons terhadap ucapan Macron, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya meminta warga Turki untuk memboikot barang-barang Prancis.

Baca Juga: Sempat Dituding Menghina NCT, EXO, dan BTS, Inilah Profil Anggota Kedua dari Girl Group Aespa

“Saya menyerukan kepada semua warga saya di sini untuk tidak pernah membeli produk merek Prancis,” ucapnya yang disiarkan di televisi.

“Para pemimpin Eropa harus memberitahu presiden Prancis untuk menghentikan kampanye kebenciannya,” tambahnya.

Dalam pidatonya, Erdogan juga mendesak para pemimpin dunia untuk melindungi muslim jika ada penindasan terhadap muslim di Prancis.

Baca Juga: Seleb Muda Terkaya di Inggris 2020: Ed Sheeran Kokoh di Puncak, Disusul Harry Styles dan Emma Watson

Sebagai respons atas ucapan Erdogan, Prancis telah menarik duta besarnya untuk Turki pada Sabtu setelah Erdogan mengatakan jika Macron membutuhkan perawatan kesehatan mental atas sikapnya terhadap Muslim.

Otoritas Prancis juga mengecam propaganda Turki terhadap Prancis yang menurut mereka ditujukan untuk menyebarkan kebencian di dalam dan luar negeri.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x