PR PANGANDARAN - Ratusan polisi tersebar di seluruh Wina, mencari pelaku serangan yang menewaskan lima orang di pusat kota, setelah menteri pemerintah menyebutnya sebagai insiden ‘teroris Islam’.
Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi pada pagi hari, Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer mengulangi seruan agar masyarakat tidak turun ke jalan.
Nehammer mengatakan polisi telah menembak mati seorang penyerang, seorang pria yang mengenakan sabuk peledak yang ternyata palsu, diidentifikasi pihak berwenang sebagai simpatisan ISIS.
Baca Juga: Bertaruh Rp73 Miliar untuk Kemenangan Donald Trump, Jubir: Pilpres AS Jadi Ajang Perjudian Terbesar
Polisi mengkonfirmasi pada hari Selasa bahwa tiga warga sipil dua pria dan seorang wanita tewas dalam serangan itu, dengan setidaknya 15 lainnya terluka, termasuk seorang petugas polisi. Penyiar ORF kemudian mengatakan warga sipil keempat, seorang wanita, telah meninggal.
Tujuh orang terluka dalam kondisi yang mengancam jiwa, kata kantor berita APA.
Seorang juru bicara polisi mengatakan bala bantuan telah dipanggil dari negara bagian tetangga dan setidaknya 1.000 petugas terlibat dalam pencarian.
Baca Juga: Dorong Mendikbud Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh, Ketua MPR RI: Libatkan Psikolog Khusus Siswa
"Kami mendapat serangan tadi malam oleh setidaknya satu teroris Islam, situasi yang belum pernah kami alami di Austria selama beberapa dekade," kata Nehammer yang dikutip dari Reuters oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com.
"Austria selama lebih dari 75 tahun telah menjadi demokrasi yang kuat, demokrasi yang matang, negara yang identitasnya dicirikan oleh nilai-nilai dan hak-hak dasar, dengan kebebasan berekspresi, supremasi hukum, tetapi juga toleransi dalam hidup berdampingan dengan manusia," katanya.
Artikel Rekomendasi