Kerap Bikin Konten Kontroversial, Trump Tak Akan Dapat Hak Istimewa Ini Lagi dari Twitter Jika Kalah

- 6 November 2020, 16:22 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump*/instagram/@realdonaldtrump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump*/instagram/@realdonaldtrump /

PR PANGANDARAN – Pengumuman pemenang pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) belum dilakukan secara resmi.

Namun, kemungkinan Joe Biden menang lebih besar karena perolehan suara elektoral yang lebih tinggi dan mampu meraih kemenangan di beberapa negara bagian yang penting.

Jika Donald Trump kalah dalam pemilihan kali ini, bukan hanya dia gagal menjadi Presiden tapi juga akan kehilangan hak istimewa dari Twitter

Baca Juga: Pidato 17 Menit Donald Trump Bongkar 'Kebohongan' Pilpres AS di TV saat Siarang Langsung Dihentikan

Trump memang kerap kali membuat cuitan dengan konten yang terkesan menyinggung atau bahkan menyesatkan.

Namun, Twitter hanya menandai kontennya yang melanggar aturan platform tapi tidak secara langsung memaksa menghapusnya seperti yang terjadi pada pengguna biasa.

Hak istimewa tersebut akan hilang jika Biden yang memenangkan pemilihan pada Januari mendatang karena Trump akan termasuk dalam kategori mantan pemimpin dunia sehingga tidak mendapat perlakuan khusus lagi.

Baca Juga: Bandingkan 'Perjuangan' Betrand Peto dengan BTS, Ruben Onsu Geram: Apa yang Salah dari Anak Pungut?

Berdasarkan laporan, sejak malam pemilihan sudah ada delapan cuitan Trump yang ditandai oleh Twitter.

Salah satu cuitannya yang menghebohkan yaitu dia menuduh lawannya mencoba ‘Mencuri Pemilu’.

Twitter menandai cuitan tersebut karena melanggar kebijakan integritas sipil mereka.

Baca Juga: Pamer Foto ‘Tanpa Busana’ Versi Terbaiknya, Sophia Latjuba Dikomentari Tompi hingga Aming: Cakep Ya

Menurut Bloomberg, inti dari kebijakan pemimpin dunia adalah mengurangi penyebaran konten yang melanggar aturan.

Cuitan Trump yang ditandai oleh Twitter dapat dilihat, tapi tidak bisa disukai atau di-retweet tanpa komentar.

Seorang juru bicara Twitter menjelaskan mengapa cuitan dari para pemimpin dunia tetap dapat diakses di platform meskipun melanggar aturan.

Baca Juga: Curhat ke Deddy Corbuzier, Ternyata Ini 3 Perilaku Ade Londok yang Bikin Komedian Malih Tong Kesal

“Fungsi penting dari layanan kami adalah menyediakan tempat di mana orang dapat terbuka dan secara umum menanggapi pemimpin mereka serta meminta pertanggungjawaban mereka,” ujarnya.

“Dengan mengingat hal ini, ada kasus-kasus tertentu yang mungkin merupakan kepentingan publik untuk memiliki akses ke cuitan tertentu, bahkan jika cuitan tersebut melanggar aturan kami,” pungkasnya.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x