Rapat Pertama Biden Pasca Terpilih: Cabut Larangan Pelancong Muslim hingga Atasi Perpecahan Dua Kubu

- 9 November 2020, 13:00 WIB
Gedung Putih di Amerika Serikat.
Gedung Putih di Amerika Serikat. /Pexels./

PR PANGANDARAN – Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden beserta para penasehatnya pada hari Minggu, 8 November 2020 waktu Amerika Serikat (GMT-5) sedang mengerjakan rencana untuk mengatasi berbagai perpecahan yang terjadi di Amerika Serikat.

Pertama dan yang utama adalah perihal pandemi Covid-19 yang terus menelan korban hingga 230 ribu jiwa. 

Menurut Wakil Manajer Tim Kampanye Joe Biden, Kate Bedingfield, Biden berencana untuk meluncurkan satuan tugas virus Corona pada Senin, 9 November 2020 yang dipimpin mantan Ahli Bedah Umum, Vivek Murthy serta mantan Komisaris Administrasi Makanan dan Obat David Kessler.

 Baca Juga: Bakal Diperlakukan Serupa Rakyat, Trump Kehilangan Proteksi Khusus, Twitter: Dia Bukan Lagi Pejabat

Sebelumnya, diperkirakan lebih dari 237.000 orang di Amerika Serikat telah meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 dan kasusnya telah melonjak tinggi dan memecahkan rekor kasus dalam beberapa hari terakhir.

Lebih dari itu, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuter, setidaknya ada 10 juta orang di Amerika Serikat telah dipecat dari pekerjaannya selama diberlakukan penguncian wilayah (lockdown) terhadap penyebaran virus Corona.

Bedingfield mengatakan bahwa Joe Biden akan segera menangani mandat untuk menyatukan negara-negara bagian yang ada di Amerika Serikat dan menurunkan suhu pergolakan semasa pemerintahan Donald Trump serta mengesampingkan retrorika keras kampanye penghitungan hingga bekerja keras untuk memerintah.

 Baca Juga: Donald Trump Ternyata Masih Punya Harapan Besar Menang di Pilpres AS 2020, Kenapa?

Ditambah, menurut seorang penasihat Joe Biden lainnya, dia berencana untuk mencabut larangan bagi para pelancong dari beberapa negara mayoritas Muslim untuk bergabung kembali dengan kesepakatan iklim internasional, membatalkan atas pengunduran diri Amerika Serikat dari Organisasi Kesehatan Dunia dan mendukung program perlindungan anak-anak yang dibawa ke Amerika Serikat secara ilegal.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x