Jabar Raih Posisi 3 dengan Jumlah Pengangguran Terbanyak, BLK: Perlu Dukungan

8 April 2021, 17:35 WIB
Ilustrasi Pengangguran dari laman BPS . /Instagram/@bps_statistics

PR PANGANDARAN - Jawa Barat (Jabar) raih posisi ketiga sebagai jumlah pengangguran terbanyak secara nasional.

Hal tersbeut diungkapkan oleh Kepala Balai Latihan Kerja (BLK) Mandiri Rina Puspita Nurhayati S.AP, M.AP.

Rina Puspita menuturkan jumlah pengangguran di Jabar mencapai 2,7 juta atau di bawah jumlah pengangguran DKI Jakarta dan Banten.

Baca Juga: Dilaporkan ART, Ternyata Desiree dan Bams Kerap Menyekap, Merampas hingga Colok Mata Pembantu

Maka dari itu kata Rina Puspita perlu upaya yang sungguh-sungguh dalam menguranginya.

"Salah satunya yang sangat dibutuhkan adalah anggaran. Jika hanya mengandalkan anggaran daerah tentu sangat kurang, sehingga perlu dukungan anggaran dari APBN," ujar Rina Puspita saat menerima rombongan Press Tour Forum Wartawan Ketenagakerjaan (Forwaker) 2021 di Bandung, Rabu 7 April 2021.

Dijelaskan, masih tingginya jumlah pengangguran, khususnya warga yang berpendidikan rendah membuat tantangan tersendiri bagi Balai Latihan Kerja Mandiri milik Provinsi Jawa Barat (Jabar) untuk memaksimalkan pelatihan.

Baca Juga: Aksi Barbar Warga Tasikmalaya Serang Debt Collector Bikin Geger! Dikeroyok hingga Motor Dibuang ke Sungai

Biaya yang dibutuhkan untuk pelatihan adalah Rp6 juta per peserta pelatihan yang semuanya bersumber dari anggaran daerah (APBD).

Jika ingin melatih lebih banyak lagi maka dana APBN kiranya bisa disandingkan, lanjut Rina Puspita.

“Alhamdulillah dengan anggaran yang ada, kami telah memberikan pelatihan kerja bagi warga berpendidikan rendah agar bisa membuka usaha dan mandiri,” ujar Rina.

Baca Juga: Bongkar Kelakuan Jahat Desiree dan Bams di Rumah, ART: Saya Dicaci Maki, Dikatain Binatang dan Diancam!

Untuk Jabar, pelatihan kerja sangat dibutuhkan mengingat jumlah pangangguran pendidikan SD-SMP dengan persentasi 47,48 persen atau sebanyak 1,2 juta orang.

Pelatihan kerja tersebut, kata Rina, salah satu jawaban mengatasi pengangguran di Jabar.

Kendati belum seberapa jika dibandingkan kuota 2021 sebanyak 360 orang, dalam 12 angkatan dan per 1 angkatan diikuti sebanyak 30 orang.

Baca Juga: Pesona Billy Syahputra Bikin Takjub, Penyanyi Indonesian Idol Ini Terkejut: Gila Keren Banget

“Hingga 2020, jumlah alumni pelatihan kerja BLKM sebanyak 5.300 orang dan 20 persen di antaranya sudah mampu untuk membuka usaha secara mandiri,” katanya.

BLK Mandiri menyelenggarakan kejuruan tata boga, las listrik, tata rias wajah dan hijab, financial life skill, barista, catering, otomotif service sepeda motor ringan, bakery, startup, serta teknik cukur dasar.

“BLKM tidak sekedar menggelar pelatihan kerja, melainkan di lapangan menggandeng partner, seperti Unpad, Shopee, Gofood, Bank BJB, Sekoper cinta, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sekolah cukur, serta USAID,” tutur Rina.

Baca Juga: Besok 9 April 2021 Dibuka, Simak Alur Pendaftaran CPNS Lewat Jalur Sekolah Kedinasan di dikdin.bkn.go.id

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-rakyat.com dengan judul 'Pengangguran di Jabar Tertinggi Ketiga di Indonesia, BLK: Butuh Dukungan APBN untuk Mengatasinya'.

BLK Mandiri tidak hanya menggelar in-house training, tetapi juga ‘menjemput bola’ bagi warga di desa-desa dalam kategori tertinggal sehingga memudahkan warga. Tidak perlu datang ke Kota Bandung.

“Jemput bola sangat membantu warga di desa tertinggal mendapatkan pelatihan kerja. Kami datang dengan Mobile Training Unit (MTU) lengkap dengan peralatan dan perlengkapan pendukung, serta para instruktur,” ucapnya.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Pamer Mobil Mewah Warna Orange, Ivan Gunawan: Kayak Mobil Yayasan, Kampungan!

Selain ke BLK, rombongan Forwaker, juga kunjungan ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah IV Jabar meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, serta Kabupaten Sumedang.

“Saat ini, kami memiliki pengawas 42 orang dengan jumlah perusahaan per 31 Maret 2021, sebanyak 13.132. Tentu saja, itu belum seimbang dengan beban kerja yang harus dilaksanakan,” ujar Asep Cucu, Kepala UPTD Wilayah IV Bandung.

Selama pandemi Covid-19, ke-42 pengawas tetap bekerja melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap ribuan perusahaan dengan menerpakan protokol kesehatan, pemanggilan terhadap perusahaan yang tidak melakukan pemeriksaan, pemanggilan dan pemeriksaan terhadap perusahaan yang ada data TKA, serta menggelar pengawasan dan pembinaan secara daring melalui meeting zoom.

Baca Juga: YouTube Mendadak Down, Deddy Corbuzier Kecewa: Lagi Ngobrol sama Kemenkes RI, Bagus...

“Tetap bekerja, melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perusahaan selama Covid-19 dan terus melakukan inovasi serta berkolaborasi,” kata Asep.*** (Satrio Widianto/Pikiran-rakyat.com).

 

Editor: Imas Solihah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler