Isu Bencana Tsunami Pulau Jawa Resahkan Masyarakat, Pemkab Garut Fokus Pantau Daerah Risiko Bencana

28 September 2020, 21:52 WIB
Bupati Garut Rudy Gunawan.* /Muhammad Nur /Jurnal Garut

PR PANGANDARAN – Santer isu potensi gempa megathrust dan tsunami setinggi 20 meter akan melanda Pulau Jawa, membuat masyarakat resah soal hal itu.

Menanggapi ramainya isu tersebut, Bupati Garut Rudy Gunawan membahas terkait isu bencana megathrust serta cara penanggulangannya saat memimpin apel gabungan di Lapangan Setda Garut pada Senin, 28 September 2020.

Rudy juga membahas terkait penanganan Covid-19, serta penyakit lainnya yang kemungkinan terjadi di musim pancaroba.

Baca Juga: Dibanderol dengan Harga Selangit, Intip Lebih Dekat Tanaman Hias 'Viral' Janda Bolong

Dilansir RRI, Rudy menjelaskan, Kabupaten Garut merupakan salah satu wilayah dengan risiko bencana tertinggi di Provinsi Jawa Barat.

Maka dari itu, apabila isu bencana megathrust benar terjadi, kemungkinan ada 5.000 rumah akan tersapu dalam hitungan menit.

Kabarnya, Kabupaten Garut sedang memasang alat pendeteksi tsunami di lima tempat dan memperbaiki alat pendeteksi yang telah rusak. Menurutnya, terdapat tujuh alat pendeteksi gempa yang berada di wilayah Kabupaten Garut.

Baca Juga: 17 Hotel di Jabar Siap Disulap Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19, PHRI Tunggu Kepastian Pusat

Saat ini, lanjut Rudy, Pemkab Garut sedang fokus meninjau kemungkinan bencana tsunami akan melanda tiga kecamatan, di antaranya Kecamatan Pamengpeuk, Kecamatan Cikelet, dan Kecamatan Cibalong.

Untuk itu, Rudy mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk selalu waspada jika isu bencana megathrust benar terjadi, dengan begitu masyarakat bisa langsung lari tanpa memperhatikan harta benda.

“Kami sudah ada jalur evakuasi ke daerah dengan ketinggian minimal 30-50 m diatas permukaan air laut. Saya memperhatikan Pamengpeuk, Cikelet, dan Cibalong. Kami akan membuat peta konvergensi, mitigasi, dan emergency,” ujarnya.

Baca Juga: Sempat Niat Kabur hingga Jual HP, Tersangka Oknum Dokter Rapid Tes Bermuara Dililit Pasal Berlapis

“Kalau terjadi megatrust dalam waktu 10 menit memang agak sulit, karena evakuasi masyarakat memerlukan waktu minimal 30 menit Saya mengimbau masyarakat untuk tidak lagi memperhatikan harta benda, bahwa saat terjadi tsunami maka seadanya dia langsung lari saja,” lanjut Rudy.

Lebih lanjut Rudy menjelaskan bahwa terkait penanganan Covid-19, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai Kabupaten Garut sudah sangat baik.

Rudy pun menegaskan untuk tidak menakuti masyarakat dalam menyampaikan kebijakan Covid-19. Melainkan dengan cara menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri.

Baca Juga: Jadi Relawan Kesehatan Sejak Juli, Begini Pengakuan Tersangka Pelecehan Tes Rapid di Bandara Soetta

“Dalam kebijakan Covid-19 kita tidak bisa menakut-nakuti masyarakat, tapi kita meyakinkan masyarakat yang menyelamatkan itu diri kita masing-masing,” ungkapnya.

“Barangsiapa yang menjalankan protokol kesehatan dan hidup dengan sehat tentunya akan tercegah dari penularan Covid-19,” lanjut Rudy.

Akan tetapi, terkait musim pancaroba, Rudy Gunawan menegaskan bahwa saat ini akan dilaksanakan pemantauan Puskesmas.

Baca Juga: Jokowi dan DPR Dianggap Ingkar Janji Selesaikan Sederet Kasus Pelanggaran HAM di Tanah Air

Jadi, ke depannya rumah sakit hanya akan menerima penyakit darurat saja, penyakit lainnya yang tidak perlu perawatan khusus akan dirujuk pada Puskesmas.

“Kita fokus pada tiga hal; pembangunan akan tetap berjalan terus, protokol kesehatan tetap dilaksanakan, dan pemulihan ekonomi dilanjutkan,” ujarnya. ***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler