Waspada Taktik Sinterklas, Gratifikasi Berbalut Kado Natal Bisa Jebak Aparatur Negara

- 25 Desember 2020, 18:00 WIB
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyampaikan sambutan pada acara Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2020 di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 16 Desember 2020.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyampaikan sambutan pada acara Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2020 di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 16 Desember 2020. /ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

PR Pangandaran - Hari Natal yang begitu damai, meski dilaksanakan di tengah pandemi, ternyata tetap menarik perhatian Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri.

Pasalnya, ia menilai perayaan natal yang damai dapat mudah disusupi para pelaku korupsi, hingga ia mengingatkan kepada penyelenggara negara agar tidak terjebak praktik korupsi seperti suap menyuap maupun gratifikasi.

"Dalam kesempatan ini, saya ingatkan kepada rekan-rekan penyelenggara negara untuk tidak terjebak dalam praktik korupsi suap menyuap atau gratifikasi seperti tukar menukar bingkisan atau kado yang biasanya terjadi menjelang atau saat peringatan hari besar agama seperti Hari Natal," ungkap Firli dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat, 25 Desember 2020.

Baca Juga: 3 Kali Ditalak Suami, Jane Shalimar Dituduh Kabur dari Rumah karena Selingkuh Usai Terjun ke Politik

Lebih lanjut, Firli menguraikan pandangan bahwa bagi-bagi atau tukar menukar kado dan bingkisan menjadi budaya dalam perayaan keagamaan, namun akan menjadi bahaya jika melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan atau maksud tertentu.

"Pihak-pihak inilah yang memainkan 'taktik' sinterklas, 'hanya memberi tak harap kembali' hingga telah banyak abdi negara yang tertipu daya hingga terjerembab dalam pusaran korupsi," jelas Firli.

Bahkan, ini bukan hanya menjebak, tetapi aparatur pemerintah dan negara yang malah mencari hingga meminta bingkisan atau kado mewah agar tampil glamor saat hari raya.

"Bukankah dalam ajaran Nasrani, Yesus memperlihatkan kesederhanaan hidupnya seperti halnya yang diterapkan Rasulullah dan para nabi dalam agama Islam pada kehidupan sehari-hari," katanya.

Baca Juga: Ultimatum Arsya Usai Tuduh Jane Shalimar Berselingkuh, Pengacara: Minta Maaf ke Partai Politik!

Sedangkan, perayaan Natal yang ia tahu bukan soal baju baru apalagi diperoleh dari hasil atau praktik korupsi melainkan bentuk refleksi untuk menyadarkan semua kekurangan, kelemahan, dan kesalahan diri sebagai bagian dari umat beragama.

Untuk itu, kesederhanaan yang sepatutnya melandasi setiap perayaan apapun di dunia ini. Apalagi semangat natal, dapat memantik lebih dalam lagi sisi-sisi kemanusiaan, menggugah jiwa sosial sehingga dapat lebih berempati, peka, dan peduli dengan kondisi saudara-saudara sebangsa, terutama dalam masa pandemi Covid-19 saat ini.

"Selamat merayakan Hari Natal, mari bersama kita tebar kasih dan selalu semai nilai-nilai kejujuran, kesederhanaan di hati sanubari dengan semangat antikorupsi agar Indonesia maju, sejahtera, aman, dan damai sentosa mulai dari Sabang sampai Merauke, Miangas hingga Pulau Rote, di mana kemajuan NKRI merupakan manifestasi cita-cita bangsa," pungkas Firli.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x