Kematian Tenaga Medis di Indonesia Tertinggi ke-5 Asia, Total 504 Nakes Meninggal Akibat Covid-19

- 2 Januari 2021, 21:08 WIB
ILUSTRASI tenaga medis.
ILUSTRASI tenaga medis. / PIXABAY/DarkoStojanovic
PR PANGANDARAN - Tingkat kematian Tenaga Kesehatan atau nakes bertambah lima kali lipat pada bulan Desember.
 
Sejak Maret sampai akhir Desember 2020,  telah tercatat  sebanyak 504 tenaga kesehatan meninggal akibat Covid-19.
 
Dari data yang dirilis Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang dirilis, Sabtu 2 Januari 2021, sebanyak 252 di antaranya adalah dokter, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, dan 10 tenaga.
 
 
IDI merinci, dari 252 dokter tersebut, 15 di antaranya dokter gigi, 101 dokter umum (4 guru besar), 131 dokter spesialis (termasuk 7 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi) dan 102 IDI Cabang (kabupaten/kota).
 
Bertambahnya kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia merupakan 5 tertinggi di Asia.
 
Sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Antara, pada Desember 2020 saja, tercatat ada 52 dokter yang meninggal dunia akibat COVID-19, tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya.
 
"Angka ini naik hingga lima kali lipat dari awal pandemi," ungkap Tim Mitigasi PB IDI, Dr Adib Khumaidi, SpOT.
 
 
Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan ini merupakan salah satu dampak dari peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini.
Seperti berlibur, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah.
 
Menurut Abid, Meski pemerintah telah menyiapkan vaksin gratis kepada masyarakat Indonesia secara bertahap, namun bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat Covid-19.
 
"Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif. Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi di mana rasio positif Covid-19 pada angka 29,4 persen," kata Adib.
 
 
Adib pun mengatakan bahwa keaadan in bisa saja tidak terkendali jika protokol kesehatan tidak ditingkatkan dan dipatuhi.
 
"Selain itu, kami juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan agar memperhatikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan, serta juga memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan," pinta Adib.
 
Hal ini dilakukan mengingat tenaga medis dan kesehatan sebagai orang yang berjaga di garda terdepan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x