Santunan Jasa Raharja Anjlok Akibat Pandemi, Dirut Malah Bersyukur Seperti Ini

- 6 Mei 2021, 15:40 WIB
Pandemi yang masih berlangsung membuat santunan Jasa Raharja anjlok, tetapi Dirut Budi Rahardjo malah besyukur seperti ini.*
Pandemi yang masih berlangsung membuat santunan Jasa Raharja anjlok, tetapi Dirut Budi Rahardjo malah besyukur seperti ini.* /Bursa Kerja Depnaker/

PR PANGANDARAN -  PT Jasa Raharja (Persero) mengalami anjlok pemberian nilai santunan menjadi Rp 2,334 triliun pada 2020 lalu, dibanding tahun 2019 yang sebesar Rp 2,703 triliun.

“Ini akibat pandemi Covid-19 yang membuat mobilitas masyarakat menurun,” kata Direktur Utama Jasa Raharja Budi Rahardjo mengenai pemberian nilai santunan yang anjlok, dikutip dalam konferensi pers secara daring pada Kamis, 6 Mei 2021.

Budi mengatakan, penurunan jumlah santunan sebesar 13,7 persen tersebut terjadi karena jumlah korban kecelakaan tahun lalu berkurang 17 persen, dari 129.443 jiwa pada 2019 menjadi 107.497 jiwa.

Baca Juga: Ikatan Cinta Kamis 6 Mei 2021 Ricky Tewas dalam Kebakaran, Kini Elsa Terancam Dijebloskan ke Penjara

Meski demikian, Budi bersyukur karena jumlah korban kecelakaan semakin turun berkat adanya pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi Covid-19.

Sementara itu, realisasi pendapatan Jasa Raharja mengalami surplus dari anggaran tahun lalu Rp 5,03 triliun menjadi sebesar Rp 5,77 triliun.

Namun realisasi pendapatan tersebut turun dibanding capaian 2019.

"Itu mengalami penurunan 12,30 persen karena faktor pandemi Covid-19 dan juga pertumbuhan ekonomi yang lambat. Penjualan kendaraan baru anjlok, jumlah penumpang darat, laut, udara, kereta menurun, lalu ada pembatasan sehingga terjadi penurunan pendapatan," ujarnya.

Baca Juga: Garena Free Fire Bakal Bagikan Skin Gratis untuk Lebaran, Simak Cara Mendapatkannya Berikut ini

Kemudian untuk realisasi biaya Jasa Raharja pada 2020 mencapai Rp 4,17 triliun, atau 100,39 persen dari anggaran tahun lalu yang sebesar Rp 4,15 triliun. Terjadi penurunan 38,89 persen bila dibandingkan dengan realisasi biaya di 2019.

Sementara realisasi laba pada tahun lalu adalah sebesar Rp 1,37 triliun, atau sebesar 146,73 persen dari bujet 2020 senilai Rp 717,34 miliar.

"Tapi juga turun 11,13 persen dari tahun 2019. Itu karena faktor pendapatan yang memang turun. Tapi dengan pencapaian laba yang ada, kita bisa memberi dividen kepada pemerintah semakin besar," pungkas Budi.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x