PR PANGANDARAN - BPJS Kesehatan mengakui adanya potensi terjadi peretasan sistem informasi, bersamaan dengan peristiwa yang pernah dialami beberapa lembaga.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengungkapkan sistem keamanan data di BPJS Kesehatan telah sesuai standar ISO 27001 (certified) dan Control Objectives for Information Technologies (COBIT).
Diketahui BPJS Kesehatan pun mengoperasionalkan Security Operation Center (SOC) dalam 24 jam 7 hari untuk upaya mengamankan diri dari peretasan.
Baca Juga: Inul Daratista Minta Neno Warisman Hengkang dari Indonesia Usai Ajak Masyarakat Boikot Indomaret
Kendati demikian, Ali Ghufron menyatakan bahwa peretasan bisa saja terjadi walaupun sistem keamanan teknologi informasi di BPJS Kesehatan telah berlapis-lapis.
Hal itu dilihat dari peristiwa peretasan yang terjadi pada banyak lembaga.
"Walaupun BPJS Kesehatan sudah melakukan sistem pengamanan sesuai standar yang berlaku. Tapi masih dimungkinkan terjadinya peretasan, mengingat sangat dinamisnya dunia peretasan," ungkap Ali Ghufron dalam siaran persnya secara virtual mengenai dugaan bocornya data badan itu dan dijual di forum online, Selasa, 25 Mei 2021.
Biarpun begitu, Ghufron mengakui peretasan dapat terjadi kapanpunq, hingga sekarang badan tersebut belum memastikan apakah data yang tersebar di forum online itu merupakan data dari BPJS Kesehatan.
Baca Juga: Final Fantasy Origin, Spin-off dari Final Fantasy Dikerjakan Team Ninja
Padahal, Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Dedy Permadi telah menyatakan bahwa contoh data yang beredar merupakan data dari BPJS Kesehatan.
Ali Ghufron mengkonfirmasi pihaknya menggelar pemeriksaan dan penelusuran jejak digital. Pihaknya pun mengklaim data pribadi peserta dan data lainnya akan tetap aman, tanpa mengganggu pelayanan untuk peserta.
"Saat ini kami juga sedang melakukan mitigasi terhadap hal- hal yang mengganggu keamanan data dalam proses pelayanan dan administrasi,” sambungnya.
“Kami juga sedang melakukan penguatan sistem keamanan TI terhadap potensi gangguan keamanan data. Antara lain meningkatkan proteksi dan ketahanan sistem," pungkasnya menutup pembicaraan.***
Artikel Rekomendasi