Namun, terdapat sejumlah negara dengan varian BA.2 yang dominan atau lebih dari 50 persen kasus.
Diantaranya Brunei Darussalam, Filipina, Bangladesh, China, India, Nepal, dan Pakistan.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sebelumnya melaporkan bahwa prevalensi tertinggi BA.2 di antara keseluruhan terjadi di daerah WHO Asia Tenggara mencapai 44,7 persen.
Nadia mengatakan, dampak dari varian BA.2 sampai saat ini masih terus dipelajari.
Menurutnya, Indonesia perlu waspada dan mengambil langkah antisipasi yang tepat, jangan sampai penyebaran BA.2 meningkat.***
Artikel Rekomendasi