Selain perkara gaji, Ahok pun sempat menyinggung soal utang perseroan, yang sudah mencapai Rp.16 miliar dolar AS.
Baca Juga: Desakan Rapat Luar Biasa akibat Covid-19, Korsel Tunda Festival Film Busan, Ini Jadwal Resminya
Menurut Ahok, ada 12 cekungan yang bisa dieksplorasi dengan potensi minyak dan gas bumi. Jadi tidak perlu sampai ke luar negeri, dia curiga dibalik semua itu jangan-jangan ada komisi beli-beli minyak.
Ahok pun sempat menyatakan untuk membubarkan Kementerian BUMN dan mengganti seperti sistem di Singapura yang memiliki Temasek Holding.
"Kalau bisa Kementerian BUMN dibubarkan. Kita membangun semacam Temasek, semacam Indonesia Incorporation," katanya.
Baca Juga: Indosiar hingga SCTV Dikepung Covid-19, Lida 2020 Libur Tayang Gegara 13 Karyawan Positif Corona
Disamping itu dia juga mengungkapkan kekecewaanya terhadap perusahaan BMN Peruri, hal itu dikarenakan pihak perusahaan meminta uang sebesar Rp. 500 miliar pada Pertamina untuk proses paperless yang menurutnya tidak masuk akal.
“Masa minta Rp.500 miliar untuk proses paperless di kantor Pertamina?, itu sama saja udah dapat Pertamina gak kerja lagi tidur 10 tahun?,” tanyanya.
Kekesalannya pun semakin mencuat dengan cara kerja di Pertamina yang menolak beberapa investor yang menawarkan kerjasama. Anggapannya hal itu sengaja dilakukan agar Ahok emosi dan dilaporkan ke presiden bahwa dia adalah pengganggu keharmonisan di Pertamina.
Baca Juga: Kepergok Petik atau Jual Bunga Edelweis, Simak Sanksi Tegas Pemerintah, Termasuk Denda Rp 100 Juta
Artikel Rekomendasi