Menjerit Ratusan Dokter Gugur Gegara Covid-19, Buya Syafii Kirim Surat ke Jokowi: Yang Mulia, Saya..

- 22 September 2020, 21:00 WIB
POTRET Buya Syafii Maarif.
POTRET Buya Syafii Maarif. /Instagram @buyasyafii/

PR PANGANDARAN – Tidak seimbangnya antara jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19 dengan jumlah tenaga medis yang dimiliki Indonesia, membuat banyak dokter meninggal dunia.

Melihat kenyataan ini, banyak yang merasa iba karena mereka merupakan garda terdepan dalam melawan Covid-19.

Melihat banyaknya tenaga medis yang gugur, Ahmad Syafii Maarif, seorang ulama dan cendekiawan mengirim surat kepada presiden RI Joko Widodo.

Baca Juga: Jadi Bandar Narkoba Intelek 'Sumatera-Jawa', Anggota DPRD Palembang dari Partai Golkar Ditangkap

“Yang Mulia, Presiden Republik Indonesia. Sebagai salah seorang yang tertua di negeri ini, batin saya menjerit dan goncang membaca berita kematian para dokter yang sudah berada pada angka 115 pagi ini plus tenaga medis yang juga wafat dalam jumlah besar pula,” ucap pria yang sering disapa Buya Syafii.

“Bangsa ini akan oleng karena kematian para dokter saban hari dalam tugas kemanusiaannya di garis paling depan,” lanjutnya.

Melalui suratnya, Buya Syafii meminta kepada Jokowi untuk memerintahkan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan menolong para tenaga medis.

Baca Juga: 7 Tips Aman Pakai Toilet Umum saat Covid-19, Salah Satunya Jangan Keringkan Tangan dengan Hand Dryer

Jokowi tidak merespon secara langsung surat dari Buya Syafii, tapi pada rapat kabinet terbatas mengenai ‘Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional’, Jokowi mengeluarkan perintah kepada Menkes, yang salah satunya mengenai tenaga medis.

Jokowi meminta Terawan agar mengaudit dan mengoreksi protokol kesehatan bagi pasien dan tenaga medis.

Perintah ini dikeluarkan agar rumah sakit tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Jerinx SID Siap Hapus Akun IG Demi Penangguhan Penahanan, Jamin Tak Ulangi Posting 'IDI Kacung WHO'

Berdasarkan data pengurus pusat IDI hingga 13 September 2020 sudah tercatat 115 dokter yang meninggal karena Covid-19 dengan rincian, 60 dokter umum, 53 dokter spesialis, dan 2 dokter residen.

Penyebab kematian dokter ini selalu berulang yaitu minimnya APD, kurangnya skrining pasien di fasilitas kesehatan, kelelahan tenaga medis karena jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19 terus bertambah, jam kerja yang panjang, dan tekanan psikologis.

Agar kematian dokter tak terulang lagi, IDI membuat pedoman mengenai standar dalam perlindungan dokter.

Baca Juga: Rentetan Bencana di Minggu Ke-4 September 2020: Banjir Bandang Sukabumi hingga Angin Kencang Cilacap

Pedoman itu berisi aturan mengenai ketersediaan dan penggunaan APD dari tingkat kesehatan pertama hingga lanjut, dari risiko rendah hingga tinggi.

Selain itu, juga mengatur mengenai pembagian zonasi fasilitas kesehatan, skrining pasien, pemeriksaan tes Covid-19 bagi dokter secara berkala, hingga jam kerja dokter yang tak lebih dari 6-8 jam per hari.

“Menambah RS rujukan, merekrut relawan dokter, dan mengurangi jam kerja dokter selama masa pandemi adalah langkah yang harus ditempuh untuk menjaga imunitas dan stamina dokter agar tetap sehat dan bugar dalam bekerja,” ucap juru bicara IDI, Halik Malik.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Info Publik


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x