WNI yang Disandera Abu Sayyaf Meninggal Dunia, Menlu Retno Mengabarkan Duka Cita Mendalam

- 1 Oktober 2020, 09:00 WIB
SATU dari dua WNI yang sebelumnya menjadi sandera kelompok gerilyawan Filipina Abu Sayyaf, Maharudin (kanan) berpelukan dengan putrinya saat acara serah terima dirinya ke pihak keluarga di Kantor Kementerian Luar Negeri belum lama ini. WNI kerap jadi sasaran bajak laut kelompok Abu Sayyaf di perairan Malaysia.*
SATU dari dua WNI yang sebelumnya menjadi sandera kelompok gerilyawan Filipina Abu Sayyaf, Maharudin (kanan) berpelukan dengan putrinya saat acara serah terima dirinya ke pihak keluarga di Kantor Kementerian Luar Negeri belum lama ini. WNI kerap jadi sasaran bajak laut kelompok Abu Sayyaf di perairan Malaysia.* /ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA/

PR PANGANDARAN – Terjadi kontak senjata antara aparat keamanan Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf di Kota Patikul di Provinsi Sulu, Filipina.

Dalam peristiwa tersebut seorang sandera yang berasal dari Indonesia dilaporkan meninggal dunia.

LB, Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf, terkonfirmasi meninggal dunia.

Baca Juga: Planet 'Ekstrem' Ditemukan Panasnya Capai 3.200 Derajat Celcius, Ilmuwan Sebut Bak 'Neraka'

LB diketahui berasal dari Kota Buton, Sulawesi Tenggara, sebelumnya ia disandera oleh kelompok Abu Sayyaf bersama empat WNI lainnya.

Kelima WNI yang merupakan nelayan itu disandera oleh kelompok Abu Sayyaf ketika sedang berada di perairan Tambisan, Tungku, Sabah, Malaysia, pada Januari 2020.

Terkait meninggalnya seorang WNI di Filipina yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Hal itu dibenarkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi, ia mengatakan bahkan LB terkonfirmasi meninggal dunia akibat kejadian tersebut.

Baca Juga: Siap-siap! Pembangunan KEK Galang Batang Segera Usai, Bakal Serap 23 Ribu Tenaga Kerja pada 2021

“Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan berita duka yang baru kita terima dari Filipina, satu sandera WNI dengan inisial LB diinformasikan meninggal dunia. Setelah terjadi kontak senjata antara aparat keamanan Filipina Joint Task Force Sulu dan 45th battalion infantry dengan kelompok Abu Sayyaf di kota Patikul di provinsi Sulu,” ungkap Retno Marsudi pada press briefing mingguan via daring pada Rabu 30 September 2020 yang dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari RRI.

Retno menjelaskan bahwa jenazah sudah berada di Rumah Duka di Kota Sambuaga, Filipina, dengan berbagai kelengkapan dokumentasi yang sedang diproses oleh otoritas Filipina.

Halaman:

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: RRI


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x