Pernah Melekat Label Ibu Kota Indonesia, Intip Pesona Nagari Koto Tinggi Saksi Perjuangan Bangsa

- 2 Oktober 2020, 07:07 WIB
Gunung Omeh (Emas) Koto Tinggi, Lima Puluh Kota, Sumbar (foto-Ist)
Gunung Omeh (Emas) Koto Tinggi, Lima Puluh Kota, Sumbar (foto-Ist) /

PR PANGANDARAN – Pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 1948, Koto Tinggi yang terletak di Sumatera Barat ditunjuk sebagai Ibu Kota Indonesia.

Pemilihan nagari ini sebagai ibu kota diyakini karena struktur geografis yang strategis. 

Meskipun pernah menjadi ibu kota, tapi tidak ada bekas kantor di sana karena tokoh pada zaman dulu selalu bergerak sebagai strategi perjuangan.

Baca Juga: Netizen Dibikin Gagal Fokus Foto Uji Klinis Ridwan Kamil: Belum Dibuka Kok Udah Keluar Darahnya?

Istilah nagari ini merupakan pengganti istilah desa atau kelurahan yang digunakan di provinsi lain di Indonesia.

Metrial, usia 43 tahun, seorang tokoh masyarakat di Koto Tinggi mengatakan jika di masa lampau keluarganya juga terlibat dalam kegiatan PDRI.

PDRI terbentuk pada 22 Desember 1948 di Halaban Limapuluh Kota, saat itu mereka saling bekerja sama dengan pemimpin untuk mempertahankan kedaulatan RI.

Baca Juga: Sung Dong Il Bongkar Kedekatan dengan Park Bo Gum dan V BTS, Ketiganya Kerap Saling Kirim Hadiah?

Namun, pada 10 Januari 1949 Belanda menyerang Koto Tinggi yang menyebabkan gugurnya sembilan pejuang Indonesia atau yang lebih dikenal dengan sembilan syuhada.

Sembilan syuhada tersebut yaitu Syarif MP, Engku Kayo Zakaria, Dirin, Nuin, Radian, Manus, Nyik Ali, Abas dan Mak Dirin.

Mereka gugur karena ditembak oleh Belanda yang merusak jembatan Titan agar dapat masuk ke Koto Tinggi tempat para pemimpin PDRI berada.

Baca Juga: Hasil Survei: Pendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 Lebih Banyak Percaya Isu Kebangkitan PKI

Nama Koto Tinggi memang masih terasa asing bagi banyak orang karena tidak sepopuler daerah lain di Sumatera Barat.

Namun, Koto Tinggi ini terletak di deretan bukit yang berada 1.525 meter di atas permukaan laut yang mampu membuat para wisatawan terpukau.

Saat memasuki Kecamatan Gunung Omeh, para wisatawan akan langsung disambut oleh pemandangan hijau dan kuning.

Baca Juga: Beberapa Wilayah di Pulau Jawa Berikut Akan Mengalami Hari Tanpa Bayangan, Daerahmu Termasuk?

Warna hijau berasal dari daun, sedangkan warna kuning dari buah jeruk yang siap untuk dipanen. Banyaknya buah jeruk di sana karena masyarakat lokal menjadikan jeruk sebagai komoditi usaha utama.

Warga di sana pun sangat ramah dan akan menyapa para pengunjung yang datang ke tempat mereka.

Jeruk Gunung Omeh sangat terkenal karena ukurannya yang besar dan manis, selain itu kandungan airnya juga banyak sehingga mengandung vitamin C yang tinggi.

Baca Juga: Santer Isu Gatot Nurmantyo Dicopot dari Jabatannya Gegara Film G30S PKI, Moeldoko Angkat Bicara

Untuk menarik wisatawan, pemerintah Koto Tinggi juga menjadikan komplek rumah adat di kawasan Sei, Dadok, menjadi destinasi wisata budaya.

Kampuang (dalam bahasa Minangkabau yaitu kampung) Sarugo, nama kawasan tersebut.

Sarugo merupakan akronim saribu gonjong, yang dalam bahasa Indonesia berarti seribu bubungan rumah berbentuk tanduk, yang merupakan ciri khas Rumah Gadang.

Baca Juga: Sigap Adukan Pembuat Foto Kolase Maruf Amin-Kakek Sugiono ke Polisi, GP Ansor Tuai Apresiasi

Kampuang Sarugo menawarkan ciri khas alam pedesaan, yaitu terletak di dataran tinggi dengan terdapat hamparan sawah dan dua sungai yang bertemu membentuk Batang Sinamar.

Saat sore hari, sungai tersebut akan ramai didatangi oleh anak-anak yang ingin berenang.

Pada akhir pekan, libur panjang, atau saat panen raya jeruk, banyak wisatawan yang datang ke sana.

Baca Juga: Kecamatan Cicendo Zona Merah, Pemkot Bandung Bakal Terapkan ‘Mini Lockdown’

Entah itu untuk menikmati agrowisata jeruk atau bermain di sungai hingga bermalam di sana.

Namun, seperti pedesaan pada umumnya jaringan komunikasi di sana masih belum lancar sehingga hal ini menjadi perhatian pemerintah untuk segera memperbaikinya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x