Berantas Pengangguran, Nadiem Desak 'Nikah Massal' untuk Siswa SMK Segera Dilakukan

3 Juli 2020, 13:00 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. /Istimewa/internet /

PR PANGANDARAN - Konsep 'Pernikahan Massal' yang dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makariem akan menjadi solusi untuk mengetaskan angka pengangguran bagi lulusan SMK.

Menurut Nadiem, 'pernikahan massal' yang dilakukan antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri akan saling menguntungkan satu sama lain.

"Esensi dari program ini baik SMK maupun industri akan saling menguntungkan," ujar Nadiem dalam webinar di Jakarta, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Antara.

Baca Juga: Terlihat Tegar di Depan Kamera, Pakar Ekspresi Ungkap Detail Bahasa Tubuh Laudya Cynthia Bella

Lebih lanjut, eks CEO Gojek ini juga menjelaskan "pernikahan massal" antara SMK dan industri tidak hanya sekedar kerja sama biasa.

Tetapi kerja sama yang intens mulai dari penyusunan kurikulum, pembelajaran, hingga praktik kerja industri dirancang secara bersama-sama.

Kurikulum SMK, tidak hanya disusun oleh pihak sekolah tetapi juga bersama-sama dengan mitra industri. Tenaga pengajar pun tidak hanya guru di sekolah itu, praktisi di industri pun harus terlibat.

Baca Juga: Berjuang Melawan Sakitnya, Begini kisah V BTS Memberanikan Diri Hadapi Perawatan Medis

"Kita harus lihat hasilnya mana, surat pernikahannya mana. Surat pernikahan itu tidak sah kalau tidak ada perjanjian rekrutmen," kata Nadiem.

Kalau belum ada surat dan pernyataan akan merekrut lulusan tersebut, maka itu berarti industri masih tidak yakin dengan kualitas lulusan sekolah itu.

"Kalau sudah ada surat itu, berarti kalau saya (sebagai industri) sudah teken (tandatangan) menerima lulusan untuk kerja di industri, itu baru pernikahan yang sah," ujarnya.

 Baca Juga: Mengenang Kilas Balik 100 Tahun Sejarah ITB Tempat Ir. Soekarno Menimba Ilmu

Selain itu, industri juga dapat memberikan beasiswa dan ikatan dinas kepada pihak sekolah yang diajak kerjasama.

Kemudian, pengenalan teknologi dan proses kerja industri kepada para guru sertifikasi kompetensi.

“Branding industri itu diberikan kepada murid lulusan, karena dia percaya dengan program (kurikulum) itu, dan juga join research project merupakan satu contoh paket pernikahan,” tutur dia.

 Baca Juga: Undang Rhoma Irama, Anak Pemilik Hajat Sebut Acara Sudah Mendapatkan Izin

Nadiem menjelaskan industri membutuhkan banyak sekali sumber daya manusia (SDM) siap kerja.

Akan tetapi ketersediaannya tenaga kerja yang ada kurang memadai bahkan lulusan SMK banyak yang menganggur.

Hal itu terjadi karena kompetensi lulusan yang dihasilkan SMK tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh industri.

 Baca Juga: Zaskia Adya Mecca Lahirkan Anak ke 5, Hanung Beri Nama Anak dengan Indah Penuh Arti

Jika program "pernikahan massal" itu terwujud, kata dia, maka industri diuntungkan karena dapat mengurangi biaya pelatihan dan SMK juga diuntungkan karena lulusannya diserap industri.

Industri harus dapat melihat SMK sebagai sarana untuk mencetak SDM yang memiliki kompetensi dan harganya pun kompetitif.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler