Sebut ada 6 Provinsi Masih Tinggi Angka Buta Aksara, Kemendikbud Gerecep Lakukan Upaya ini

- 4 September 2020, 18:42 WIB
WALI kelas 1 SDN Tirtayasa mengajar siswanya saat melakukan guru kunjung di salah satu rumah warga di Desa Cibiru Hilir, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu (26/8/2020). Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud, Jumeri, mengatakan bahwa sekolah yang berada di zona kuning dan hijau perlu menyediakan dua opsi sistem pembelajaran yaitu Pembelajaran Tatap Muka dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
WALI kelas 1 SDN Tirtayasa mengajar siswanya saat melakukan guru kunjung di salah satu rumah warga di Desa Cibiru Hilir, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu (26/8/2020). Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud, Jumeri, mengatakan bahwa sekolah yang berada di zona kuning dan hijau perlu menyediakan dua opsi sistem pembelajaran yaitu Pembelajaran Tatap Muka dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). /Pikiran-rakyat.com/ADE MAMAD SAM/

PR PANGANDARAN - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut terdapat enam provinsi yang memiliki angka buta aksara yang tinggi,

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari situs Antara, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) 2019.

"Hasil Susenas BPS 2019 menyebutkan terdapat enam provinsi provinsi yang memiliki tingkat buta aksara yang tinggi," ujar Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Jumeri STP MSi, dalam taklimat media di Jakarta, Jumat.

Baca Juga: Ibunda Rizky Billar Menangis Curhat Masa Lalu sang Anak, Lesty Langsung Lakukan Hal ini

Sebanyak enam provinsi yang tinggi buta aksaranya yaitu Papua (21,9 persen), Nusa Tenggara Barat (7,46 persen), Nusa Tenggara Timur (4,24 persen), Sulawesi Selatan (4,22 persen), Sulawesi Barat (3,98 persen), dan Kalimantan Barat (3,81 persen).

Jumeri menambahkan Kemendikbud melakukan strategi penuntasan buta aksara melalui layanan program pendidikan keaksaraan, agar efektif difokuskan pada daerah yang terpadat persentase buta aksaranya.

Kemendikbud melakukan pemberantasan buta aksara dengan sistem blok atau klaster yaitu memusatkan program di kabupaten terpadat buta aksara pada enam provinsi tersebut.

Baca Juga: Kawasan Wisata Dibuka, Pengunjung Masih Lalai Terapkan Protokol Kesehatan

Sistem blok dalam penuntasan buta aksara dipandang cukup efektif dalam upaya menurunkan persentase buta aksara. Berdasarkan angka angka melek aksara usia 15-59 tahun adalah sebesar 98,22 persen.

Upaya lain yang dilakukan Kemendikbud adalah pemutakhiran data buta aksara setiap tahun bekerja sama dengan BPS.

Sehingga dapat diukur capaian penuntasan buta aksara dan diketahui peta sebaran penduduk buta aksara.

Baca Juga: Ketahui 6 Tips Melanjutkan Hidup Saat Mendapat Penghianatan Pasangan

"Dengan mengacu pada peta sebaran buta aksara tersebut, Kemendikbud dapat menetapkan kebijakan layanan program pendidikan keaksaraan," jelas dia.***

 

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x