Hoaks atau Fakta: Semakin Merah Hasil Kerokan Disebut Tanda Penyakit dalam Tubuh Makin Parah, Ini Kata Ahli

- 10 April 2021, 21:45 WIB
Hoaks atau Fakta: Semakin Merah Hasil Kerokan Disebut Tanda Penyakit dalam Tubuh Makin Parah, Ini Kata Ahli
Hoaks atau Fakta: Semakin Merah Hasil Kerokan Disebut Tanda Penyakit dalam Tubuh Makin Parah, Ini Kata Ahli //*instagram @jabarsaberhoaks

PR PANGANDARAN - Istilah kerokan adalah hal yang sangat lumrah bagi masyarakat Indonesia dan semakin merah hasil kerokan dianggap tanda penyakit dalam tubuh makin parah.

Banyak orang percaya tanda penyakit dalam tubuh makin parah bila warna hasil kerokan pada punggung seseorang semakin merah hingga pekat.

Lantas, apakah semakin merah hasil kerokan itu benar tanda penyakit dalam tubuh makin parah seperti yang banyak dipercayai?

Baca Juga: Pinkan Mambo Jual Barang Bekas Agar Muncul Lagi di TV: Fitnah, Serius Mau Dibuang-buangin

Dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari portal resmi Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, budaya kerokan ditengarai telah eksis sedari zaman kerajaan di Nusantara.

Koin yang dipakai untuk kerokan pun dipercayai punya fungsi menarik roh jahat yang menyebabkan sang penderita sakit agar keluar dari tubuhnya.

Selain itu, kepercayaan yang diwariskan turun-temurun soal kerokan adalah semakin merah dan pekat tanda guratannya, maka semakin parah sakit yang diderita sesorang.

Baca Juga: ‘Ada Getaran Hebat dalam Waktu Dekat’, Mbah Mijan Disebut Sudah Ramal Gempa Magnitudo 6,1 di Malang

Namun, fakta yang ditemukan berdasarkan hasil penelitian bidang kesehatan, warna merah pada punggung seseorang itu ternyata punya makna yang berlainan.

Seperti menurut Dr. dr. Umar Zein, DTM & H., Sp.PD., KPTI., FINASIM dan dr. Emir El Newi, Sp.M., dalam buku yang ditulisnya dengan judul Buku Ajar Ilmu Kesehatan (Memahami Gejala, Tanda dan Mitos).

Seturut dr. Umar Zein dan dr. Emir El Newi, tanda merah pada kulit punggung seseorang setelah dilakukan kerokan adalah pengaruh dari pembuluh kapiler yang pecah pada tepi kulit.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Syarat, Berikut Passing Grade Kelulusan CPNS Tahun 2021

Kerusakan yang diakibatkan kerokan akan mengakibatkan turunnya antibodi hingga terjadinya inflamasi atau peradangan pada kulit.

Pada saat kerokan, pori-pori kulit kamu akan terbuka lebar. Saat itu, bakteri bisa aja masuk ke dalam pori-pori kamu.

Sedangkan, semakin lebar pori-pori kulit seseorang yang terkena kerokan, maka akan semakin tinggi risiko masuknya bakteri dari luar tubuh.

Baca Juga: 7 Ucapan Menyambut Ramadhan 1442 H

Sementara itu, istilah masuk yang yang banyak disebut-sebut sebagai penyakit yang biasa disembuhkan dengan adalah gangguan pada tubuh.

Bisa berupa tegang pada otot lantaran kelelahan dan juga meningkatnya asam lambung hingga membuahkan seseorang merasa pegal dan begah di dalam perut.

Penjelasan medis soal banyak kasus sembuhnya seseorang yang masuk angin dengan kerokan adalah tak lepas dari efek relaksasi dari kerokan tersebut.

Baca Juga: 'Selamat Jalan Sahabatku', Elly Sugigi Berduka atas Meninggalnya Hartini Chairudin Pemilik Brand Hijab Radwah

Kerokan bisa jadi terapi yang membuat seseorang merasa nyaman. Terurainya asam laktat yang menumpuk pada otot pun menimbulkan rasa rileks yang baik.

Terlebih, seseorang yang meyakini kalau kerokan membuatnya bakal sembuh, direspon tubuh dengan meningkatkan sistem imun yang bisa percepat pemulihan dari sakit.

Sehingga, kesimpulannya adalah semakin merah warna kulit yang terkena kerokan berarti makin parah penyakit yang diderita seseorang adalah hoaks.

Baca Juga: Jual Tempat Sampah hingga Sapu, Pinkan Mambo Sindir Hidup Boros: Kita Dibodohi sama Harta

Nyatanya, kerokan itu boleh asalkan tak berlebihan. Bila dikerok terlalu keras, risiko pembuluh darah melebar hingga mengakibatkan kerusakan serta pecahnya pembuluh darah mikro dapat terjadi.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x