Cek Fakta: Benarkah Orang Disuntik Vaksin Covid-19 Hanya Punya Dua Tahun Sisa Waktu Hidup ?

- 29 Mei 2021, 11:20 WIB
Ilustrasi, Yuk cek fakta dari klaim informasi yang menyebutkan orang disuntik vaksin Covid-19 hanya punya sisa waktu hidup dua tahun.
Ilustrasi, Yuk cek fakta dari klaim informasi yang menyebutkan orang disuntik vaksin Covid-19 hanya punya sisa waktu hidup dua tahun. //Pexels/ Gustavo Fring


PR PANGANDARAN - Nampak beredar informasi mengklaim setiap orang yang disuntik vaksin Covid-19 hanya akan mempunyai sisa waktu hidup selama dua tahun mendatang.

Bahkan, klaim itu pun mengatasnamakan mantan Ketua Saintis di Firma Vaksin Pfizer Mike Yeadon, seolah untuk meyakinkan pembaca bahwa orang yang telah disuntik vaksin Covid-19 hanya mempunyai sisa waktu hidup hanya dua tahun.

Lebih dari itu, klaim informasi itu juga menyebutkan orang yang disuntik vaksin Covid-19 hanya punya sisa waktu hidup dua tahun itu karena terjadi penurunan fungsi organ tertentu.

Baca Juga: Bukan Gimmick, Manajer Bongkar Persiapan Pernikahan Lesti Kejora dan Rizky Billar

Berikut isi sebuah narasi yang tersebar melalui via berbagi pesan WhatsApp:

"Pakar imunisasi terkenal ini mengingatkan fakta bhw proses menurunkan jumlah besar manusia yang hidup pada masa kini.

Mereka yang telah disuntik vaksin hanya akan bertahan hidup selama 2 tahun, namun kemampuan tersebut dikurang dengan penambahan top-up suntikan vaksin.

Pembuatan vaksin yang kini banyak beredar sekarang adalah untuk meningkatkan penurunan fungsi organ tertentu dalam tubuh manusia seperti jantung, paru-paru dan otak."

Tetapi, benarkah narasi penerima vaksin Covid-19 hanya memiliki sisa hidup hanya dua tahun? Yuk cek fakta di bawah. 

Baca Juga: Sahabat Uje Bersuara, Ingin Kabar Uje Poligami Dihentikan: Jangan Sampai Jadi Tambahan Dosa!

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman resmi Kominfo, Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban menyatakan informasi itu adalah hoaks.

Selain berisi informasi bohong, narasi tersebut juga memperlihatkan narasumber yang tidak memiliki kredibilitas mengenai vaksin.

Michael (Mike) Yeadon bukanlah ketua saintis di Pfizer. Sampai 2011, Michael Yeadon diketahui sebagai wakil presiden dan kepala ilmuwan di unit penelitian obat di Pfizer.

Divisi tersebut mempunyai fokus pada penelitian medis alergi dan pernapasan, bukan soal vaksin atau penyakit menular, seperti dibertiakan lembaga pencari fakta yang bermarkas di Amerika Serikat, Snopes.com.

Baca Juga: Bongkar Poligami Uje Malah Jadi Blunder untuk Umi Pipik, Sahabat: Orang Wafat Tidak Bisa Membela Diri

Mike Yeadon pun lebih dikenal sebagai orang yang banyak mengeluarkan berita bohong mengenai Covid-19 , salah satunya adalah soal vaksin Covid-19 bisa menyebabkan kemandulan.

Banyak klaim Yeadon tidak kuat dan tidak mempunyai bukti ilimiah dan empiris.

Berdasarakan penjelasan diatas, informasi tersebut adalah hoaks.

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x