Babak Belur Ekonomi Masyarakat Gegara Covid-19, Sri Mulyani: Krisis Ini Berbeda, Guncangannya Besar

- 1 Juli 2020, 20:17 WIB
Sri Mulyani
Sri Mulyani /dok

PR PANGANDARAN - Pandemi Covid-19 telah meluluh lantahkan keadaan ekonomi Indonesia. Masyarakat kini mengalami 'babak-belur' ekonomi akibat serangan Covid-19 dalam empat bulan terakhir.

Masa-masa ketidakpastian hampir dirasakan seluruh sektor publik hingga swasta akibat terkena imbas pandemi Covid-19.

Alhasil, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah harus lebih berperan dalam mengatasi krisis yang tidak biasa ini.

Baca Juga: Geger, Oknum Desa Jual Tanah dan Bangunan SD Rp 80 Juta, Wakil Bupati Garut: Panggil Kepala Sekolah!

Adapun salah satu upaya mengatasi krisis pandemi ini adalah dengan menyiagakan stimulus fiskal hingga Rp695,2 triliun dan memperlebar defisit anggaran hingga 6,34 persen PDB.

"Krisis kali ini berbeda sekali karena kita harus melindungi manusia dan perekonomiannya sekaligus. Untuk membendung penyebaran virus, kita harus membatasi pergerakan manusia," ujar Sri Mulyani di Jakarta.

Lebih lanjut, wanita pertama yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia menjelaskan bahwa krisis ini berbeda dengan 1998 dan 2008 karena merupakan guncangan besar yang tidak pernah dialami negara-negara manapun di era modern.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Video Perawat Covid-19 India Disetubuhi Kemudian Dibunuh

Pandemi Covid-19 juga telah memukul perekonomian masyarakat secara luas termasuk rumah tangga dan pelaku usaha, terutama UMKM.

Oleh karena itu, pemerintah merumuskan kebijakan untuk dua hingga tiga langkah ke depan dengan mengarahkan stimulus itu untuk perlindungan sosial serta dukungan bagi UMKM.

Artikel ini pernah tayang di PikiranRakyat-Bekasi.com dengan judul Pandemi Covid-19 Pukul Ekonomi Masyarakat Luas, Sri Mulyani: Krisis Kali Ini Sangat Berbeda

UMKM mendapatkan restrukturisasi kredit serta subsidi bunga dan kemudahan untuk mendapatkan kredit modal kerja baik melalui penempatan dana murah pada perbankan maupun penjaminan kredit.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Putra Bungsu Jokowi Kaesang Pangarep Gelar Lamaran di Singapura

Dirinya juga menambahkan kondisi ini juga membuat pemerintah berupaya keras untuk merumuskan strategi pembiayaan yang baru mengingat penerimaan negara yang terbatas.

"Satu hal yang berbeda pada krisis kali ini adalah adanya pembatasan sosial dan beruntung kita punya teknologi sehingga banyak transaksi dilakukan secara online," ucapnya.

Peran teknologi dapat membuat kehidupan masyarakat tetap berjalan dengan baik dan transaksi ekonomi tidak terhambat, meski kontak fisik menjadi terbatas.

Baca Juga: New Normal Bersiap Masuk Sekolah 13 Juli 2020, Kelas Hanya Boleh Berisi 18 Siswa

"Banyak orang beralih menggunakan transaksi dengan teknologi digital. Hal ini mengakselerasi penggunaan teknologi yang (selanjutnya) mentransformasi ekonomi ke digital," tutur Sri Mulyani.***(Puji Fauziah/PR.Bekasi)

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x