Bencana Terdahsyat Terjadi di NTT, Jerit Tangis Rakyat Uraikan Keadaan: Manusia Mana Tidak Ciut

- 6 April 2021, 20:30 WIB
Bencana Terdahsyat Terjadi di NTT, Jerit Tangis Rakyat Uraikan Keadaan: Manusia Mana Tidak Ciut
Bencana Terdahsyat Terjadi di NTT, Jerit Tangis Rakyat Uraikan Keadaan: Manusia Mana Tidak Ciut /ANTARA FOTO/Humas BNPB /ANTARA FOTO/Humas BNPB

PR PANGANDARAN – Banyak hal yang terjadi sejak awal 2021. Belum selesai permasalahan Covid-19 melanda seluruh daerah di Indonesia, kali ini bencana kembali melanda di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tidak seperti biasanya, kali ini tampaknya menjadi bencana yang baru pertama dirasakan serentak oleh 1 provinsi di NTT hingga membuat rakyat yang ada di sana pun menjerit dan menangis merasakannya.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari salah satu akun pengguna Twitter yang mengaku tinggal di NTT yakni @majeee_ yang diunggah pada Senin, 5 April 2021, dia pun menguraikan ketakutan dan segala yang dialami saat bencana dahsyat akibat Siklon Tropis Seroja melanda NTT.

Baca Juga: Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Gelar Resepsi Setelah Lebaran, Ria Ricis Bakal Diundang?

Warga NTT tersebut menguraikan bahwa musim hujan angin, dan ombak besar memang biasa terjadi, namun kali ini tidak seperti biasanya.

Sebab, yang mulanya dianggap hal yang biasa pun berubah menjadi bencana yang paling mengerikan yang dirasakan warga NTT tersebut.

“Pray for NTT, buat saya bukan lagi hanya sekedar hashtag. Di NTT, bulan2 skg memang biasanya musim ujan angin, ombak besar. Tapi, 27 thn hidup, mnurut saya ini yang terdahsyat, termengerikan, dan jujur bikin badan gemetar, hati ciut rasanya,” cuitnya.

Baca Juga: Lirik Lagu Wendy Red Velvet - Why Can't You Love Me? dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Bahkan, tidak hanya badai di Pulau Timor, namun serentak satu provinsi pun merasakan bencana alam secara merata.

Pengguna Twitter yang mengaku tinggal di NTT tersebut pun menguraikan apa saja dampak kerusakan yang dialami penduduk di sana.

“Klo cuma Pulau Timor yg badai mungkin masih kurang takut, tapi, ini serentak 1 provinsi. #prayforNTT kali ini semacam perwakilan jerit tangis rakyat perifer seperti kami. Ujan angin, badai, banjir, corona, rumah sakit terendam, jalanan dan jembatan putus, pohon tumbang, ternak hanyut, tanah Adonara terbelah, korban tewas, sanak saudara hilang tertimbun lahar dingin di Lembata, tanggul jebol,” cuitnya.

Baca Juga: Seolah Tidak Punya Malu, Nissa Sabyan Disebut Muncul dengan Perut Buncit: jadi Punya Cucu?

Bahkan warga NTT tersebut mengaku bahwa mereka tidak pernah mengalami banjir sampai separah ini.

Pasalnya, fasilitas atas terjadinya bencana alam di NTT ini sangatlah tidak memadai bagi pemerintah atau siapa pun yang hendak mengirimkan bantuan.

“Ngeri sekali, manusia mana tidak ciut. Mungkin ada yg membanding2kan dgn daerah lain yg jg langganan banjir tiap tahun. Iya memang btul, tapi ini hal baru bagi kami di NTT.

Baca Juga: Lirik Lagu Wendy Red Velvet - Best Friend (Feat Seulgi) dan Terjemahan Bahasa Indonesia

"Dan yg lbih menakutkan Kami di NTT fasilitas tidak memadai. Klo ada bencana serentak bgini, tim bantuan dari pusat mau lewat mana? Provinsi kami banyak pulau2, akses hanya bisa pake pesawat atau kapal laut. Klo langit dan lautan sedang marah, bagaimana bantuan sampai?” cuitnya.

Sementara itu, diungkapkannya, ada beberapa kelurahan di kota Kupang yang listriknya sudah mati total hingga harus hidup tanpa penerangan lampu di malam hari.

"Sekarang jaringan masih bagus , masih bisa triak2 di socmed, tapi listrik di kota Kupang sudah mati di beberapa kelurahan. Gardu sudah 2 yg meledak. Gelap gulita. Di Alor, katanya listrik padam sampai 3 hari k depan,” tulisnya.

Baca Juga: Update Virus Corona Dunia Selasa, 6 April 2021: Iran Catat Lonjakan Kasus Positif, India Tertinggi di Asia

Saat ini, gereja dan masjid diungkapkannya telah menjadi tempat evakuasi yang penuh dengan banyaknya korban bencana.

Oleh karenanya, tidak mungkin bagi mereka untuk dapat hidup menjaga jarak di masa pandemi. Sebab, mencari tempat aman buat mereka pun sangat sulit dirasakan.

“Bgmn mo jaga jarak? Ya sdh pasti kami takut. Sodara2 di Malaka, di Sumba Timur, air sudah naik sampe batang leher, mau cari tempat aman, buaya keluar. Haduh, lagi2 bagaimana kami tidak takut?” cuitnya. ***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x