Mitos atau Fakta: Benarkah Nyeri Menstruasi akan Hilang Usai Melahirkan? Simak Penjelasan Dokter

25 November 2020, 19:39 WIB
Ilustrasi nyeri haid: Dokter beberkan alasan mengapa nyeri haid dapat reda setelah menikah. /PIXABAY/Cdd20

PR PANGANDARAN - Beberapa orang berpendapat nyeri haid parah atau luar biasa akan hilang saat mulai menikah.

"Nyeri haid salah satunya bisa karena endometriosis. Ada orang yang merasakan nyeri haid lalu setelah menikah, ada risiko sulit hamil. Jika hamil, endometriosis yang mengganggu sudah diserap tubuh sehingga muncul anggapan setelah menikah dan hamil maka nyeri perut akan hilang. Sebenarnya, benar juga pernyataannya," ujar dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Kartika Cory.

Endometriosis terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh di luar rahim misalnya di ovarium, usus dan menyebabkan perlengketan.

Baca Juga: Pamer Kenakan Rok Pendek Seharga Rp20,3 Juta, Luna Maya Bikin Netizen Tercengang: Mehong Banget

Jaringan ini akan tumbuh, menebal, dan rusak. Lalu, seiring berjalannya waktu, jaringan yang rusak tidak memiliki tempat untuk keluar dan terjebak di bagian panggul.

Hal itu menyebabkan nyeri di panggul dan rasa sakit akan meningkat seiring berjalannya waktu.

Selain nyeri di panggul, gejala endometriosis juga bisa mencakup kram sebelum dan berlanjut selama beberapa hari hingga periode menstruasi, nyeri saat berhubungan intim hingga perdarahan yang berlebihan saat menstruasi.

Baca Juga: Tolak Kebijakan Luar Negeri ala Trump, Biden akan Pulihkan Pengaruh AS ke Tatanan Tertinggi Dunia

Kondisi ini tergolong gangguan menstruasi yang setidaknya dialami 10 persen wanita, selain siklus haid dan volume darah yang keluar selama haid tak normal.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Antara, normalnya, siklus haid berlangsung setiap 21-25 hari dengan durasi masa haid 3-7 hari dan banyaknya darah sekitar 40-60 ml atau membuat wanita harus 3-4 kali ganti pembalut per harinya.

Sementara itu, untuk memastikan ada tidaknya kelainan dari sisi siklus maupun perdarahan, seorang wanita dianjurkan mencatat siklus haidnya yang meliputi hari pertama dan akhir menstruasi setiap bulan, lalu jumlah pembalut yang dipakai per hari.

Baca Juga: Ungkap Perasaan Usai Kematian sang Ibu dan Adik, Louis Tomlinson: Mereka Memberi Ruang Untuk Optimis

"Kalau sudah tahu siklus (dengan pencatatan siklus) Anda bisa tahu kapan mengalami Premenstrual Syndrome (PMS), bisa menghindari gejala berat," kata Cory.

Pencatatan silus haid juga bisa untuk memantau masa subur program KB, identifikasi usia kehamilan, hingga perencanaan aktivitas untuk mereka yang memiliki implikasi sakit serius saat haid.

 

Sementara itu, nyeri haid juga bisa karena penyebab lain.

Baca Juga: MPR Dukung Pemerintah Berdialog dengan Habib Rizieq, HNW: Saatnya Pemerintah Mengambil Inisiatif

Konsultan senior sekaligus ahli bedah vaskular dan endovaskular di The Harley Street Heart and Vascular Center di Gleneagles Hospital Singapura, Sriram Narayanan mengatakan, varises atau pelebaran pembuluh darah di perut bagian bawah yang mengarah ke sindrom kongesti panggul (PCS) bisa menjadi salah satu alasan menstruasi terasa menyakitkan.

Namun, untuk mendeteksinya tidak mudah karena gejalanya seringkali disalahartikan sebagai masalah lain semisal diare atau sembelit dari sindrom iritasi usus besar.

Selain itu, PCS bisa terjadi bersamaan dengan kista ovarium dengan derajat nyeri bervariasi.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler