Apa itu PPOK? Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

- 24 September 2021, 20:00 WIB
Ilustrasi. Simak penjelasan lengkap soal PPOP, penyakit paru-paru kronis, lengkap dengan gejala hingga cara mengatasinya.
Ilustrasi. Simak penjelasan lengkap soal PPOP, penyakit paru-paru kronis, lengkap dengan gejala hingga cara mengatasinya. /Unsplash/Towfiqu barbhuiya

PR PANGANDARAN - PPOK adalah penyakit paru-paru kronis yang bisa menjangkiti siapa saja.

Bila tidak ditangani dengan segera, PPOK bisa memburuk dan menjadi berbahaya bagi penderitanya.

PPOK dibagi menjadi 2 jenis yakni "emfisema" dan "bronkitis kronis", keduanya memiliki gejala yang hampir serupa.

Baca Juga: 7 Pelajaran Penting Tentang Kesehatan Mental, Salah Satunya Merawat Diri Sendiri

Dilansir dari laman WHO.int oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com, berikut informasi mengenai gejala yang terjadi pada kedua jenis PPOK.

Emfisema biasanya mengacu pada penghancuran kantung udara kecil di ujung saluran udara di paru-paru.

Bronkitis kronis mengacu pada batuk kronis dengan produksi dahak akibat peradangan di saluran udara.

Baca Juga: 6 Jurus Ampuh untuk Meningkatkan Kesehatan Mental, Jangan Lupa Beristirahat

PPOK dan asma memiliki gejala yang sama (batuk, berdahak, dan kesulitan bernapas) dan orang-orang mungkin memiliki kedua kondisi tersebut.

Dampak PPOK pada Kehidupan Sehari-hari

Gejala umum PPOK berkembang dari usia paruh baya dan seterusnya, termasuk di antaranya adalah:

1. Sesak napas atau kesulitan bernapas;
2. Batuk kronis, sering disertai dahak;
3. Kelelahan.

Baca Juga: dr. Tirta Ungkap Manfaat Baik Minum 2 Gelas Kopi Sehari untuk Kesehatan Tubuh

Seiring berkembangnya PPOK, orang merasa lebih sulit untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari sering kali karena sesak napas.

Karena beban keuangan yang cukup besar karena keterbatasan tempat kerja dan produktivitas rumah, dan biaya perawatan medis, orang pun segan untuk melakukan kontrol.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bila gejala PPOK tidak segera ditangani, hal itu bisa sangat membahayakan terutama bagi penderitanya sendiri.

Baca Juga: Masih Dianggap Tabu, Ini 16 Manfaat Daun Sirih Bagi Kesehatan Tubuh

Orang dengan PPOK juga bisa memiliki kondisi medis lain seperti penyakit jantung, osteoporosis, gangguan muskuloskeletal, kanker paru-paru, depresi, dan kecemasan.

Penyebab PPOK

PPOK berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu, sering kali disebabkan oleh kombinasi faktor risiko berikut ini:

1. Paparan tembakau – dari perokok aktif atau paparan terhadap perokok pasif
2. Paparan dari tempat kerja seperti debu, asap, atau bahan kimia
3. Polusi udara dalam ruangan – bahan bakar biomassa (kayu, kotoran hewan, sisa tanaman) atau batu bara yang sering digunakan untuk memasak dan memanaskan
4. Kehamilan yang tidak sehat seperti pertumbuhan yang buruk dalam rahim, prematuritas, dan infeksi pernapasan yang parah di masa kanak-kanak sehingga pertumbuhan paru-paru tidak maksimal
5. Asma di masa kecil
6. Kondisi genetik langka yang disebut defisiensi antitripsin alfa-1 yang dapat menyebabkan PPOK pada usia muda.

Baca Juga: Jarang Disadari, Bau Kaki Bisa Selamatkan Anda dari Masalah Kesehatan, Simak Penjelasan Dokter Ini

Cara Mengatasi PPOK

Tidak ada obat khusus untuk PPOK, tetapi diagnosis dan pengobatan dini penting untuk memperlambat perkembangan gejala dan mengurangi resiko kambuh.

PPOK harus dicurigai apabila seseorang memiliki gejala yang khas dan diagnosis  "spirometri", alat yang digunakan untuk mengukur bagaimana paru-paru bekerja.

Di negara berpenghasilan rendah dan menengah, spirometri sering tidak tersedia sehingga banyak diagnosis yang terlewatkan.

Baca Juga: 7 Cara Dukung Kesehatan Mental Anak di Masa Transisi Sekolah Daring ke Tatap Muka

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi PPOK sedini mungkin yaitu:

1. Berhenti merokok – penderita PPOK harus diberikan dukungan untuk berhenti merokok
2. Olahraga yang teratur
3. Mendapatkan vaksinasi terhadap pneumonia, influenza, dan coronavirus.

PPOK juga sering disebabkan oleh infeksi pernapasan, penderitanya akan diberikan obat antibiotik atau tablet steroid sebelum menggunakan pengobatan inhalasi dan nebulisasi.

Penting sekali untuk penderita PPOK diberikan informasi mengenai kondisi, pengobatan, dan perawatan diri mereka untuk membantu mereka tetap aktif dan sehat.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: WHO CDC Mayo Clinic


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x