Norovirus Mengguncang Tiongkok di Tengah Pandemi, Simak Penjelasan dan Gejala yang Perlu Diketahui

- 13 Oktober 2020, 22:05 WIB
Tampilan Norovirus yang menyerang puluhan warga Tiongkok Utara.
Tampilan Norovirus yang menyerang puluhan warga Tiongkok Utara. /Food Safety Magazine

PR PANGANDARAN – Kabar mengejutkan kembali datang dari negara Tiongkok, sesudah dilanda pandemi virus corona, kini Tiongkok harus menghadapi virus yang menyebabkan sejumlah mahasiswa tumbang.
 
Mahasiswa dari Universitas Keuangan dan Ekonomi di Provinsi Shanxi, Tiongkok Utara dilaporkan terkena gejala diare, muntah dan demam.
 
Telah dikonfirmasi oleh otoritas kesehatan bahwa gejala yang dimiliki oleh mahasiswa disebabkan oleh infeksi norovirus. Namun, otoritas kesehatan tidak memberikan jumlah detail mahasiswa yang terpapar oleh virus ini.
 
 
Norovirus atau disebut virus Norwalk masih terdengar asing bagi masyarakat Indonesia. Namun, sebenarnya virus ini sudah ada sejak lama dan wabah virus itu dikonfirmasi terjadi pada tahun 1972. 
 
Virus ini diberi nama berdasarkan kota Norwalk, Ohio, merupakan tempat wabah ini pertama kali terjadi.
 
Norovirus adalah genus virus di dalam keluarga Caliciviridae. Norovirus hanya memiliki satu spesies, yaitu Norwalk virus. Norovirus berasal dari keluarga yang sama sekali berbeda dari virus corona. 
 
 
Virus ini merupakan penyebab paling umum gastroenteritis nonbakterial di seluruh dunia.
 
Jika virus Corona menyebar dari manusia ke manusia melalui cairan atau tetesan droplet, norovirus menyebar dari feses orang yang terinfeksi. 
 
Selain itu, norovirus mudah menyebar lewat makanan dan minuman atau peralatan bersama, dan kontak fisik secara langsung dengan orang yang terjangkit.
 
 
Penderita norovirus sering mengalami gejala gastrointestiritis akut seperti mual, muntah, sakit perut dan diare dalam waktu 24 jam setelah makan.
 
Infeksi Norovirus lebih sering terjadi selama bulan-bulan musim dingin, penyebab dari setengah wabah ini berasal dari makanan. 
 
Sebenarnya penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya dan penyakit parah jarang terjadi, juga tidak berbahaya, dan kebanyakan orang yang tertular akan sembuh total dalam dua hingga tiga hari.
 
 
Namun bukan berarti kita bisa berleha-leha dalam menangani virus ini, karena Norovirus dapat menyebabkan infeksi jangka panjang pada orang yang memiliki gangguan kekebalan, seperti orang dengan defisiensi imun, variabel umum atau sistem kekebalan yang tertekan setelah transpalasi organ.
 
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan air yang merupakan metode yang efektif. Sama halnya dengan pencegahan Covid-19.
 
Tidak ada obat khusus yang bisa mengobati penderita penyakit norovirus, juga tidak dapat diobati dengan antibiotik karena ini bukan infeksi bakteri.
 
Untuk mengurangi gejala, penderita penyakit ini biasanya diberikan antiemetik dan antidiare.***
 

Editor: Nur Annisa


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah