Muslim Uighur Diperkosa dan Disiksa dengan Tongkat Listrik, Advokasi Desak Dunia Ambil Tindakan

4 Februari 2021, 21:20 WIB
Ilustrasi anak-anak muslim Uighur. /Pixabay/Janeb13/Pixabay

PR PANGANDARAN - Kelompok advokasi Uighur telah memperbarui seruan agar komunitas internasional mengambil tindakan.

Tindakan tersebut menindaklanjuti laporan BBC yang mengerikan tentang pemerkosaan dan penyiksaan di jaringan kamp interniran China di Xinjiang.

BBC berbicara dengan beberapa wanita yang mengatakan bahwa mereka telah menjadi sasaran kekerasan seksual sistematis, penyiksaan dan pemerkosaan dari penjaga di kamp.

Baca Juga: Berniat Bunuh Diri Usai Gagal Menikah Dua Kali, Dewi Sandra: Bersyukur Ada di Titik Terendah Itu

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari berbagai sumber, penyiar juga mengatakan bahwa dirinya telah berbicara dengan seorang mantan penjaga yang memastikan bahwa dia telah melihat tahanan menjadi sasaran pemukulan, serta disiksa dengan sengatan listrik.

Beberapa di antara mereka menjelaskan sangat gamblang.

Salah satunya, seorang wanita mengatakan kepada BBC bahwa dia disiksa dan diperkosa beramai-ramai tiga kali oleh pria China.

Baca Juga: Dunia Kaget Muslimah Uighur Diperkosa Massal, Jubir AS: Kekejaman Mengejutkan Hati Nurani

Yang lain mengatakan dia dipaksa menelanjangi wanita Uighur dan memborgol mereka sebelum mereka diperkosa oleh penjaga.

Yang ketiga mengatakan beberapa wanita telah disiksa oleh penjaga yang memperkosa mereka dengan tongkat listrik.

Sementara itu, Nurgul Sawut dari kelompok Kampanye untuk Uyghur mengatakan akan sangat sulit bagi perempuan untuk menceritakan pengalaman mereka.

Baca Juga: Mabuk, Agen Rahasia Rusia Tembak Mati Dirinya Sendiri

"Tapi kami memiliki banyak saudara perempuan Uighur [yang] mengesampingkan harga diri mereka dan angkat bicara."

Ms Sawut mengatakan laporan BBC adalah bukti lebih lanjut dari pelanggaran HAM massal di jaringan kamp.

"Polisi Tiongkok dan staf kamp dan metode mereka melakukan pelecehan seksual dan penyiksaan terhadap wanita Uyghur sama dan konsisten," katanya kepada BBC.***

 

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler