Mengejutkan, Gunung Everest Ternyata Jadi 'Tempat Sampah Tertinggi di Dunia, Ini Penyebabnya

6 Februari 2021, 18:45 WIB
Ilustrasi sampah yang menumpuk di Gunung Everest disulap menjadi karya seni yang bermanfaat /Instagram/Himalaya_trails/

PR PANGANDARAN - Siapa yang tak mengenal kemegahan puncak tertinggi di dunia, adalah Gunung Everest di kawasan Nepal, tetapi perlahan berubah menjadi tempat sampah tertinggi di dunia..

Bukan tanpa sebab gelar "tempat sampah tertinggi di dunia", puncak Gunung Everest selalu menjadi favorit bagi para pendaki mancanegara.

Sebuah penelitian menunjukkan kalau keberadaan sampah-sampah itu mengubah Gunung Everest menjadi "tempat sampah tertinggi di dunia", tak lain bersumber dari aktivitas wisata pendakian yang tak pernah sepi setiap tahunnya.

Dihimpun PikiranRakyat-Pangandaran.com dari berbagai sumber, hasil penelitian itu menunjukkan banyaknya jejak mikroplastik di sekitar Gunung Everest.

Baca Juga: Janji Biden Menghapus Larangan Muslim Trump Malah Menambah Kesulitan Yaman: Mereka Terdampar!

Mikroplastik itu berasal dari tenda neon, peralatan pendakian yang dibuang, tabung gas kosong, hingga tinja beku dan sudah lama mengotori rute pendakian menuju puncak gunung setinggi 8.848 meter tersebut.

Sampai-sampai kemudian banyak orang yang menyebutkan Gunung Everest layaknya "tempat sampah tertinggi di dunia".

Hal itu membuat seorang aktivis lingkungan bernama Marion Chaygneaud-Dupuy memulai proyek Cleaner Everest pada 2016. Tiga tahun berjalan, proyek itu berhasil mengangkut 8,5 ton sampah.

Sejak awal kemunculannya, Marion dibantu tim yang terdiri dari 50 mountain guide asal Tibet dan 100 sukarelawan dari berbagai negara, terutama Tiongkok, mengumpulkan sampah-sampah itu dengan mengerahkan 50 yak, atau sejenis sapi di pegunungan Himalaya sebagai hewan pengangkut.

Baca Juga: Honor Terbesar Raffi Ahmad Sepanjang Karirnya Terungkap, Rp450 Juta dalam Dua Jam

Tak cuma diangkut, direktur proyek dan salah satu pendiri Sagarmatha Next Center, Tommy Gustafsson berkata kalau seniman asing dan lokal juga menciptakan karya seni dari bahan sampah-sampah itu.

Tempat karya seni itu berada di ketinggian 3.789 meter di Syangboche, yaitu jalur utama menuju base camp Everest.

Warga lokal juga memanfaatkan sampah-sampah yang dikumpulkan dari rumah warga dan kedai teh di sepanjang jalan menuju pendakian untuk dijadikan suvenir serta menawarkannya kepada para turis.

Guna upaya pencegahan menumpuknya sampah di rute pendakian, perwakilan kelompok Eco Himal, Sherpa Phinjo,berkata bakal diadakannya inisiatif program "Carry Me Back".

Baca Juga: Tak Lulus SMA, Raffi Ahmad Buktikan Mampu Sukses: Sekolah Penting, Turun di Lapangan Ilmu Mujarab!

Penerapan program itu adalah dengan meminta setiap turis dan pemandu yang berwisata di Gunung Everest untuk kembali membawa tas berisi satu kilogram sampah ke Bandara Lukla.

Sampah-sampah itu kemudian diangkut ke Kathmandu. Menurut Sherpa Phinjo, daripada sampah dibuang atau dibakar di lubang terbuka, program ini akan mengurangi pencemaran udara dan air serta pencemaran tanah di kawasan Pegunungan Everest.***

 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Tags

Terkini

Terpopuler