Pabrik Bir Tertua di Dunia Ditemukan di Mesir, Arkeolog Ungkap Bukan Minuman untuk Senang-senang

20 Februari 2021, 17:45 WIB
pabrik bir tertua di dunia ditemukan arkeolog di Mesir.* /Reuters

PR PANGANDARAN - Penelitian demi penelitian kembali berhasil mengungkap misteri yang ada di balik peninggalan bersejarah peradaban Mesir kuno, adalah pabrik bir tertua di dunia telah ditemukan arkeolog.

Sebuah tempat pembuatan atau bisa disebut pabrik bir yang diduga "tertua di dunia' telah ditemukan oleh para arkeolog di situs pemakaman Abydos di Mesir selatan.

Namun, yang menariknya adalah pabrik bir tertua di dunia yang ditemukan arkeolog itu, diketahui memproduksi bir secara massal bukan semata-mata untuk tujuan bersenang-senang seperti masa kini.

Baca Juga: Agnes Mo Cerita Masa Pacaran, Jatuh Cinta pada Deddy Corbuzier Setelah Patah Hati pada Dirly Idol

Kementerian Pariwisata Mesir mengatakan  bahwa penelitian itu dilakukan oleh gabungan arkeolog dari Mesir dan juga Amerika Serikat (AS).

"Misi arkeologi gabungan Mesir-Amerika, dipimpin oleh Dr Matthew Adams dari Universitas New York, dan Dr Deborah Vischak dari Universitas Princeton, yang bekerja di Abydos Utara, Sohag, telah mengungkap apa yang diyakini sebagai pabrik bir produksi massal tertua di dunia," kata kementerian itu, seperti dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman India Times pada Minggu, 14 Februari 2021.

Sekretaris jenderal Dewan Purbakala Tertinggi Mesir, Mostafa Waziry, mengungkapkan soal dugaan kapan pabrik bir tersebut beroperasi.

"Kemungkinan besar berasal dari era Raja Narmer. Tim gabungan Mesir-Amerika dapat menemukan kembali dan mengungkap isinya," ungkap Mostafa Waziry.

Baca Juga: Sempat Pacaran dengan Deddy Corbuzier, Agnes Mo: Gue Didekati saat Patah Hati, Nyambung Ngobrol Soal Hidup

Diketahui, Raja Narmer yang memerintah lebih dari 5.000 tahun yang lalu, mendirikan Dinasti Pertama dan menyatukan Mesir Hulu dan Hilir. 

Mulanya, Arkeolog Inggris pertama kali menemukan keberadaan tempat pembuatan bir itu pada awal abad ke-20.

Hanya saja, ketika itu lokasi keberadaan pabrik bir tersebut tidak pernah ditentukan secara tepat sehingga menyulitkan dilakukannya penelitian lanjutan.

Menurut Waziry, tempat pembuatan bir tersebut terdiri dari delapan area besar yang digunakan sebagai "unit produksi bir".

Baca Juga: Seorang Ayah di Medan Tega Cabuli Lima Anak Kandungnya, Alasan Hanya Karena Penuhi Hasrat Ditinggal Istri

Setiap sektor produksi berisi sekitar 40 pot gerabah yang disusun dalam dua baris.

Campuran biji-bijian dan air yang digunakan untuk produksi bir dipanaskan dalam tong, dengan masing-masing baskom ditahan dengan tuas yang terbuat dari tanah liat yang ditempatkan secara vertikal dalam bentuk cincin.

Kepala arkeologi gabungan dalam misi tersebut, Adams mengatakan bahwa penelitian itu telah menunjukkan bahwa bir diproduksi dalam skala besar.

Mempunyai delapan area besar unit produksi, pabrik tersebut sekitar 22.400 liter dibuat dalam sekali produksi.

Baca Juga: Ayus Sabyan Heran, Iis Dahlia Pernah Sebut Dirinya sedang Kasmaran

Hal yang paling menarik adalah ditemukan fakta bahwa saat itu bir bukan semata-mata dijadikan minuman untuk bersenang-senang layaknya masa kini.

Pabrik bir itu dibangun di tempat ini secara khusus diduga untuk memasok ritual kerajaan yang berlangsung di dalam fasilitas pemakaman raja-raja Mesir.

Buktinya, penggunaan bir dalam upacara pengorbanan ditemukan selama penggalian di situs ini.

Otoritas Barang Antik Israel mengumumkan pada tahun 2015 bahwa fragmen tembikar yang digunakan oleh orang Mesir untuk membuat bir dan berusia 5.000 tahun juga ditemukan di sebuah situs bangunan di Tel Aviv.

Baca Juga: Kesulitan Mendengar saat Sekolah Online di Zoom, Mahasiswi Tunarungu Ini Dapat Caci Maki dari Profesornya

Abydos, tempat penemuan terakhirnya digali, telah menyimpan banyak harta selama bertahun-tahun.

Pada tahun 2000, contoh paling awal yang diketahui dari tongkang surya Mesir kuno, yang berasal dari dinasti Firaun pertama sekitar 5.000 tahun yang lalu berhasil ditemukan oleh tim arkeolog AS mengungkap di Abydos.

Mesir telah mengumumkan beberapa penemuan besar dalam beberapa bulan terakhir ini diharapkan akan memacu pariwisata.

Baca Juga: Kesulitan Mendengar saat Sekolah Online di Zoom, Mahasiswi Tunarungu Ini Dapat Caci Maki dari Profesornya

Terlebih sektor ini telah mengalami banyak tantangan dari pemberontakan tahun 2011 hingga pandemi Covid-19.

Pihak berwenang memperkirakan 15 juta wisatawan mengunjungi Mesir pada tahun 2020, dibandingkan dengan 13 juta tahun sebelumnya.

Namun, pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia membuat wisatawan mancanegara tak banyak berdatangan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: India Times

Tags

Terkini

Terpopuler