Bunuh 279 Orang, Sri Lanka Tangkap Pemimpin Muslim Usai Lakukan Serangan Saat Paskah

26 April 2021, 20:40 WIB
Ilustrasi, pemimpin Muslim di Sri Lanka ditangkap polisi usai terbukti membunuh 279 orang saat serangan paskah.* /Pixabay/Clker-Free-Vector-Images

PR PANGANDARAN – Polisi Sri Lanka telah menangkap seorang pemimpin Muslim dan anggota parlemen.

Hal itu dilakukan sehubungan dengan serangan Minggu Paskah 2019 yang menewaskan 279 orang ketika tekanan untuk mempercepat penyelidikan meningkat.

Detektif menahan Rishad Bathiudeen, pemimpin Partai All Ceylon Makkal, pada hari Sabtu di bawah Undang-Undang Pencegahan Terorisme (PTA).

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Aljazeera, hal itu disampaikan juru bicara polisi Ajith Rohana.

Baca Juga: Satu Almamater dengan Komandan KRI Nanggala 402, Hanung Bramantyo: Selamat Jalan Pahlawan!

Ia menambahkan bahwa Bathiudeen dan saudaranya Riyaaj ditangkap dalam penggerebekan dini hari di rumah mereka di Kolombo. .

"Mereka ditangkap di bawah PTA berdasarkan bukti tidak langsung dan ilmiah bahwa mereka memiliki hubungan dengan pelaku bom bunuh diri yang melakukan serangan," kata Rohana dalam sebuah pernyataan.

Penangkapan itu terjadi tiga hari setelah kepala Gereja Katolik Roma Sri Lanka, Kardinal Malcolm, menuduh pemerintah mengizinkan penyelidikan terhenti.

Hampir 200 orang ditangkap dalam beberapa hari setelah serangan bunuh diri di hotel dan gereja, tetapi belum ada yang dituntut.

Baca Juga: Serda Ede Pandu Yudha Kusuma Gugur Tenggelam dalam KRI Nanggala 402, Sang Istri Percaya Suami Mati Syahid

Ranjith, yang memimpin peringatan ulang tahun kedua serangan Paskah pada hari Rabu, mengatakan dia sangat sedih dengan kurangnya kemajuan dalam penyelidikan.

Dia memperbarui seruannya untuk tindakan cepat terhadap para pelaku dan mengatakan sikap politik dan kebutuhan untuk melindungi aliansi menghalangi penyelidikan.

Meskipun tidak ada dari 200 tahanan yang didakwa, 16 pria Muslim di antara mereka didakwa pada hari Selasa sehubungan dengan penodaan patung Buddha pada Desember 2018.

Pihak berwenang mengatakan penghancuran patung di Sri Lanka yang mayoritas beragama Buddha adalah cikal bakal serangan Minggu Paskah empat bulan kemudian.

Baca Juga: Temui Pria Teriak Sahur Toa Masjid, Zaskia Mecca: Percaya sih Niatnya Baik, Cuman Aku Punya Bayi

Anggota parlemen dari partai Bathiudeen telah memberikan dukungan penting kepada Presiden Gotabaya Rajapaksa pada bulan Oktober untuk mengubah konstitusi.

Bukan hanya itu parlemen juga memberinya kekuasaan yang lebih luas atas peradilan dan badan legislatif.

Muslim, yang merupakan hampir 10 persen dari 21 juta penduduk Sri Lanka, telah menghadapi peningkatan serangan dari mayoritas garis keras Buddha Sinhala.

Hal ini terjadi setelah berakhirnya perang saudara antara separatis Tamil dan pasukan pemerintah pada tahun 2009.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler