PR PANGANDARAN – Polisi Israel diketahui menyerbu Masjid Al Aqsa.
Lebih dari 170 warga Palestina terluka setelah Polisi Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa.
Bukan hanya menyerbu Masjid Al Aqsa, Polisi Israel juga membubarkan jemaah di tempat lain di Yerusalem Timur.
Hal itu terjadi ketika ketegangan selama berminggu-minggu antara Israel dan Palestina atas Yerusalem meningkat lagi.
Baca Juga: Meradang Diramal Mbak You Bakal Cerai dengan Aurel, Atta Halilintar: Percaya Ramalan Sirik
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Al Jazeera, ketegangan antara Palestina dan Israel kembali meningkat.
Sebelumnya pada hari itu, puluhan ribu jemaah Palestina memadati masjid pada Jumat terakhir Ramadhan.
Banyak yang tinggal untuk memprotes mendukung warga Palestina yang menghadapi penggusuran dari rumah mereka di tanah yang diduduki Israel yang diklaim oleh pemukim Yahudi.
Selama seminggu terakhir, warga Sheikh Jarrah, serta aktivis solidaritas Palestina dan internasional, menghadiri acara malam untuk mendukung keluarga Palestina di bawah ancaman pengungsian paksa.
Polisi perbatasan dan pasukan Israel telah menyerang aksi duduk menggunakan air sigung, gas air mata, peluru berlapis karet dan granat kejut selama beberapa hari terakhir.
Puluhan warga Palestina telah ditangkap.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan pihaknya sangat prihatin tentang kekerasan di Yerusalem.
Amerika Serikat juga meminta pejabat Israel dan Palestina bertindak tegas untuk mengurangi ketegangan.
Ned Price, juru bicara departemen, memposting pernyataan itu di akun media sosialnya pada Jumat malam.
“Tidak ada alasan untuk melakukan kekerasan, tetapi pertumpahan darah seperti itu sangat mengganggu,” katanya.
Price menambahkan bahwa Amerika Serikat juga sangat prihatin tentang potensi penggusuran keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah dan Silwan di Yerusalem.
“Kami sangat prihatin tentang konfrontasi yang sedang berlangsung di Yerusalem, termasuk di Haram al-Sharif / Temple Mount dan di Sheikh Jarrah,” katanya.
“Kami meminta pejabat Israel dan Palestina untuk bertindak tegas untuk mengurangi ketegangan & menghentikan kekerasan,” sambungnya.
Sementara itu, juru bicara kantor HAM PBB meminta Israel membatalkan penggusuran.
"Kami meminta Israel untuk segera membatalkan semua penggusuran paksa," kata juru bicara kantor hak asasi PBB Rupert Colville kepada wartawan di Jenewa.
"Kami ingin menekankan bahwa Yerusalem Timur tetap menjadi bagian dari wilayah Palestina yang diduduki, di mana hukum humaniter internasional berlaku," kata Colville.***