Ada Kandungan Merkuri Tinggi dalam Lapisan Es Greenland, Ilmuwan Florida Khawatir Ini di Masa Depan

28 Mei 2021, 14:45 WIB
Ilustrasi, Sejumlah ilmuwan Florida kaget temukan kandungan merkuri dengan jumlah tinggi dalam lapisan es Greenland, khawatir hal ini terjadi nanti. //Pexels/@nick-bondarev

PR PANGANDARAN - Sebuah kabar buruk datang dari penelitian yang dilakukan pada lapisan es Greenland, mengungkap adanya merkuri beracun dengan "tingkat yang sangat tinggi".

Lebih lanjut, penelitian mengkhawatirkan tentang lapisan es Greenland itu diterbitkan oleh Florida State University, tepatnya berniat membandingkan tingkat merkuri dengan industri China.

Namun ternyata, hasil yang didapat para ilmuwan itu mengkhawatirkan dengan jumlah besar zat merkuri yang ditemukan dalam lapisan es Greenland, bahkan dapat menyebabkan kerusakan neurologis parah hingga dapat menemukan jalan ke dalam rantai makanan.

Baca Juga: Anaknya Hilang Harapan Gegara Masalah Keuangan hingga Nekat Bunuh Diri, Kini Orang Tua Ini Patah Hati

Greenland adalah pengekspor utama makanan laut, dan salah satu pengekspor utama udang Atlantik Utara di dunia.

Dengan ancaman pemanasan global yang mempercepat laju pencairan wilayah kutub planet, ada kekhawatiran air lelehan yang terkontaminasi dapat bocor ke lautan dan makanan kita.

Jon Hawkings, seorang peneliti postdoctoral di Florida State University dan German Research Center for Geosciences, mengatakan: "Ada tingkat merkuri yang sangat tinggi di air pencairan gletser yang kami sampel di Greenland barat daya.

"Dan hal itu membuat kami sekarang melihat pada sejumlah besar pertanyaan lain seperti bagaimana merkuri berpotensi masuk ke rantai makanan."

Baca Juga: Lockdown Usai 128 Warga Parungpanjang Gelar Halal Bi Halal, Tes Antigen Tunjukkan 4 Orang Positif Covid-19

Untuk itu, sejumlah peneliti mengumpulkan dan menganalisis air dari tiga sungai dan dua fjord di dekat lapisan es.

Air diuji keberadaan merkuri dengan para peneliti tercengang dengan konsentrasi yang mereka temukan dari lapisan es Greenland

Biasanya, para ilmuwan berharap untuk melihat antara satu dan 10 ng L-1 merkuri terlarut di sungai.

Level ini sebanding dengan gumpalan logam beracun berukuran butiran garam di kolam renang Olimpiade.

Baca Juga: Pria dengan Cerebral Palsy Ini Menginspirasi Banyak Orang, Menjual Kue hingga Masker Demi Bertahan Hidup

Sementara itu, lelehan glasial yang terkumpul di Greenland memiliki kadar merkuri lebih dari 150 ng L-1.

Yang lebih mengkhawatirkan, kadar merkuri yang dibawa oleh apa yang disebut tepung glasial - sedimen yang memberi warna susu pada danau glasial - melebihi 2.000 ng L-1.

Merkuri kemungkinan besar berasal dari Bumi itu sendiri, bukan dari industri, dan hal itu dapat mempersulit pengelolaannya di masa depan.

Para peneliti juga tidak yakin apakah level ini akan mereda lebih jauh dari lapisan es atau apakah ada risiko mencemari rantai makanan.

Baca Juga: Sentil Kaesang Usai Lihat Klarifikasi Felicia Tissue, Fahri Hamzah Singgung Keseriusan Putra Presiden Jokowi

Menelan merkuri dapat memiliki sejumlah efek samping yang berbahaya, termasuk kerusakan pada ginjal dan tiroid.

Menghirup uap merkuri dapat menyebabkan kerusakan neurologis, tremor, dan kehilangan memori.

Paparan zat merkuri dengan dosis yang lebih tinggi bahkan dapat menyebabkan kematian.

Untuk itu, seorang peneliti yang masuk Associate Professor of Earth, Ocean and Atmospheric Science, Rob Spencer, menguraikan hasil pengamatan mereka yang penuh hal-hal di luar dugaan.

Baca Juga: Minta Felicia Tissue Lupakan Kaesang, Ferdinand Hutahaean: 3 Tahun Lagi Sudah Bukan Anak Presiden

"Kami tidak menyangka akan ada sedekat itu dengan jumlah merkuri dalam air glasial di sana," ungkap Rob Spencer mengaku terkejut dengan penemuan besar jumlah merkuri dalam lapisan es Greenland.

"Secara alami, kami memiliki hipotesis tentang apa yang menyebabkan konsentrasi merkuri yang tinggi ini, tetapi temuan ini telah menimbulkan sejumlah besar pertanyaan yang belum kami ketahui jawabannya," jelasnya, seperti dikutip dari Express UK.

Sementara itu, seorang ahli glasiologi Cabot Institute for the Environment dari Universitas Bristol, Jemma Wadham ikut menyebutkan bahwa Greenland yang memiliki merkuri dalam jumlah besar itu bisa berbahaya bagi rantai makanan laut.

"Kami telah belajar dari penelitian lapangan selama bertahun-tahun di situs-situs ini di Greenland Barat bahwa gletser mengekspor nutrisi ke laut, tetapi penemuan gletser juga membawa potensi racun. mengungkap dimensi yang memprihatinkan tentang bagaimana gletser mempengaruhi kualitas air dan komunitas hilir, yang dapat berubah dalam dunia yang memanas dan menyoroti kebutuhan untuk penyelidikan lebih lanjut," jelas Jemma Wadham.

Baca Juga: Inilah Tanda Anda Dapat BLT UMKM Rp1,2 Juta Tahap 3, Ada 12 Juta Penerima BPUM 2021

Adapun penemuan ini juga menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh pemanasan global dan perubahan iklim.

Menurut badan antariksa AS NASA, lapisan es di Greenland dan Antartika telah kehilangan massa setidaknya sejak 2002.

Bahkan, kandungan merkuri dalam lelehan air glasial, kini berpotensi berbahaya dan ancaman tambahan, selain naiknya permukaan laut dan banjir pesisir.

Baca Juga: Denny Darko Terawang Alasan Sebenarnya Umi Pipik Ungkap Uje Poligami

"Selama beberapa dekade, para ilmuwan menganggap gletser sebagai blok air beku yang memiliki relevansi terbatas dengan proses geokimia dan biologi Bumi,

"Tapi kami telah menunjukkan selama beberapa tahun terakhir bahwa garis pemikiran itu tidak benar.

"Studi ini terus menyoroti bahwa lapisan es ini kaya dengan unsur-unsur yang relevan dengan kehidupan," pungkas Spencer.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler