Geger Hotel Panen Kecaman Usai Pasang Tanda Diskriminasi 'Hanya Jepang' Jelang Olimpiade Tokyo 2020

13 Juli 2021, 13:35 WIB
Jelang Olimpiade Tokyo 2020, kini geger sebuah hotel yang panen kecaman usai pasang tanda diskriminasi 'hanya Jepang' di lift mereka. /Instagram/ olympics

PR PANGANDARAN - Menjelang Olimpiade Tokyo 2020, media sosial mendadak dibuat marah usai sebuah hotel di Tokyo menuliskan tanda diduga diskriminasi yang mengatakan 'hanya Jepang' dan 'hanya orang asing' dari lift, seolah sebagai tindakan pencegahan Covid-19,

Namun salah satu hotel di Tokyo itu, kini telah minta maaf dan menghapus tanda diduga diskriminasi yang mengatakan "hanya Jepang" dan "hanya orang asing" dari lift itu.

Akasaka Excel Hotel Tokyu di pusat kota Tokyo memasang tanda 'hanya Jepang' dan 'hanya orang asing' di lift mereka pada Jumat sebagai tanggapan atas panduan Covid-19 dari penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: Sebut Sydney Alami Krisis Kesehatan Paling Buruk, Pakar: Pembatasan Harus Lebih Ketat!

Hal ini dilakukan untuk memastikan pergerakan tamu terkait Olimpiade Tokyo 2020 dipisahkan dari orang lain yang menginap di hotel, demikian seorang pejabat hotel kepada Reuters.

Pejabat itu, yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas subjek, mengatakan tidak ada niat untuk melakukan diskriminasi orang asing.

"Kami mencoba membuatnya mudah dimengerti tetapi akhirnya menyebabkan kesalahpahaman," kata pejabat yang mewakili hotel itu.

Baca Juga: Thailand Laporkan akan Campur Vaksin Sinovac dan AstraZeneca, Demi Lawan Varian Delta

Dia mengatakan tanda diskriminasi itu telah dihapus pada Minggu pagi dan pihak hotel sedang mendiskusikan dengan kantor pusatnya ekspresi apa yang akan digunakan sebagai gantinya.

Sebagai informasi, tanda yang dianggap diskriminasi itu memicu kritik keras di media sosial, dengan satu pengguna Twitter mencuitkan "Apartheid telah dihidupkan kembali di Jepang".

Sedangkan yang lain menyamakan tanda-tanda itu dengan tindakan "Jim Crow" AS, sejak dijatuhkan oleh pengadilan, yang dirancang untuk mencegah orang kulit hitam memilih di Deep South AS.

"Virus itu tidak ada hubungannya dengan kebangsaan," cuit pengguna Twitter Anna.

Baca Juga: Sebut Varian Delta Jadi Paling Buruk di AS, Anthony Fauci: Vaksin Covid-19 Masih Efektif

Sementara itu, Jepang belum melihat wabah Covid-19 eksplosif yang terlihat di tempat lain, tetapi telah mencatat lebih dari 815.440 kasus dan hampir 15.000 kematian.

Tokyo sendiri mencatat 614 kasus baru pada hari Minggu, kenaikan hari ke-22 berturut-turut dari minggu ke minggu.

Peluncuran vaksinasi Jepang dimulai dengan lambat dan meski kemudian dipercepat, gangguan pasokan menyebabkan itu lambat.

Bahkan, hanya sekitar 28% dari populasi di Jepang yang telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin Covid-19.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler