Peneliti: Taliban Ambil Alih Negara, Afghanistan Jadi Lokasi Berbahaya bagi Perempuan

24 Agustus 2021, 21:45 WIB
Ilustrasi. Peneliti menyebut kembalinya Taliban mengakibatkan Afghanistan menjadi lokasi sangat berbahaya bagi perempuan. /Pixabay/ArmyAmber

PR PANGANDARAN – Peneliti Azadah Raz Mohammad dan Jenna Sapiano angkat bicara soal Taliban dan Afghanistan.

Belum lama ini kelompok Taliban menguasai Afghanistan, peneliti dari The University of Melbourne dan Monash University pun mengomentari hal tersebut.

Terkait Taliban yang kini berada di Afghanistan, peneliti menyebut kaum perempuan adalah pihak yang amat terancam.

Baca Juga: Drama Korea Lost Segera Tayang, JTBC Bocorkan Adegan Jeon Do Yeon dan Park Ji Young

Peristiwa yang menyita perhatian dunia internasional itu pun tentu mengingatkan kita pada kejadian sama 1996 lalu.

“Di bawah kekuasaan mereka, perempuan wajib menutup diri mereka dan hanya diperbolehkan untuk keluar bila ditemani oleh kerabat laki-laki,” ujar Azadah dan Jenna Sapiano.

“Taliban juga melarang anak-anak perempuan untuk bersekolah, dan melarang perempuan untuk bekerja di luar rumah. Mereka juga dilarang untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum,” ujarnya melanjutkan.

Baca Juga: Stray Kids Puncaki Chart Album iTunes Amerika Serikat dengan 'NOEASY'

Dengan jatuhnya Taliban pada 2001, kesejahteraan perempuan pun dianggap meningkat drastis hingga menduduki beragam posisi.

Dikutip Pikiran-Rakyat.Pangandaran.com dari laman The Conversation, duta besar, menteri, gubernur, hingga pasukan keamanan diisi oleh perempuan.

Dengan kembalinya Taliban, ada keraguan besar saat pemimpin kelompok tersebut menyebut akan memberikan hak perempuan “sesuai dengan Islam”.

Baca Juga: Tes Psikologi: Hal yang Pertama Anda Lihat Ungkap Kepribadian dan Pekerjaan yang Cocok untuk Anda

“Di daerah yang berada di bawah kendali Taliban, anak perempuan dilarang bersekolah dan kebebasan bergerak mereka dibatasi. Ada juga laporan terjadi perkawinan paksa,” tutur Azadah dan Jenna Sapiano.

Azadah dan Jenna Sapiano lalu mencantumkan ucapan perempuan Afghanistan anonim yang menulis di The Guardian.

“Saya tidak menyangka bahwa kami akan kehilangan semua hak dasar kami lagi dan mundur ke masa 20 tahun yang lalu. Setelah 20 tahun memperjuangkan hak dan kebebasan kami, kami harus segera mengenakan burkak dan menyembunyikan identitas kami,” ujar perempuan tersebut.

Baca Juga: Azka Corbuzier Bikin Deddy Corbuzier Marah saat Terkena Covid-19: Aku Nggak Siap Tanpa Papa!

Azadah dan Jenna Sapiano menyebut banyak warga Afghanistan marah dengan kembalinya Taliban ke negara tersebut.

“Banyak warga Afghanistan marah dengan kembalinya Taliban dan bagaimana komunitas internasional mengabaikan mereka,” ujarnya.

“Terjadi protes di jalanan. Perempuan bahkan mengangkat senjata untuk menunjukkan penolakan - sesuatu yang yang langka terjadi,” tuturnya.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: The Conversation

Tags

Terkini

Terpopuler