Kengerian Taliban: Militan Dituduh Membunuh Ibu Hamil di Depan Anak-anak Secara Brutal

6 September 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi ibu hamil. Taliban dikabarkan menembak mati seorang wanita yang tengah hamil 6 bulan tanpa alasan jelas.* /REUTERS/Ahmad Masood

PR PANGANDARAN - Banu Negar dilaporkan dibunuh oleh militan kemarin di rumahnya di Ghor, di barat Hindu Kush di Afghanistan tengah.

Negar, mantan perwira polisi, memiliki seorang bayi laki-laki dan sedang hamil enam bulan, menurut keluarganya.

Wartawan Afghanistan Bilal Sarwary melaporkan bahwa wanita itu dibunuh pada pukul 10 malam waktu setempat.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 6 September 2021, Al Usir Nino yang Sengaja Katakan 'Anakku' pada Reyna

“'Nigara, seorang petugas polisi, ditembak mati di depan anak-anaknya dan suaminya tadi malam jam 10 malam di provinsi Ghor," cuitnya dalam Twitter.

“Nigara sedang hamil enam bulan, dia ditembak mati oleh Taliban, kata anggota keluarganya," tamabahnya.

Taliban mengatakan kepada BBC bahwa mereka tidak terlibat dalam insiden itu dan sedang menyelidiki kematian tersebut.

Baca Juga: Lirik Lagu Sebuah Genteng - Iwan Fals dan NonaRia dalam Album Pun Aku

"Kami mengetahui insiden itu dan saya memastikan bahwa Taliban tidak membunuhnya, penyelidikan kami sedang berlangsung," kata Juru bicara Zabiullah Mujaheed dilansir dari Express.

Gambar-gambar insiden itu mulai beredar di media sosial tak lama setelah di tengah laporan bahwa pemberontak telah melakukan eksekusi ketika mereka mencari mantan anggota pasukan keamanan Afghanistan atau sekutu Barat.

Perempuan yang bekerja di sektor hukum, serta jurnalis dan penerjemah juga dipandang sebagai target.

Baca Juga: Lirik Lagu Selamat - Iwan Fals, Lagu Kedua dari Album Pun Aku

Sekitar 250 wanita bekerja sebagai hakim di negara itu sebelum pemberontakan mengambil alih.

Sementara beberapa dievakuasi dari negara itu, banyak yang tetap berada di Afghanistan dan takut akan nyawa mereka.

Militer AS menyelesaikan penarikannya pada 31 Agustus, meninggalkan Taliban yang mengendalikan negara itu.

Baca Juga: Gus Miftah hingga Ernest Prakasa Layangkan Protes dan Tolak Penampilan Saipul Jamil di Televisi

Pasukan Inggris terakhir meninggalkan bandara Kabul pada 28 Agustus, mengakhiri keterlibatan militer selama dua dekade.

Sejak 14 Agustus, lebih dari 15.000 orang telah dievakuasi oleh pasukan Inggris.

Menurut Downing Street, 2.000 pengungsi adalah anak-anak, dengan yang termuda baru berusia satu hari.

Sekitar 5.000 warga negara Inggris telah dievakuasi dari Kabul bersama dengan 8.000 warga Afghanistan yang sebelumnya dipekerjakan oleh Inggris dan keluarga mereka.

Mereka yang dianggap berisiko dari Taliban juga dievakuasi.***

 

Editor: Imas Solihah

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler