Ribuan Pejuang anti-Taliban Dapat Kembali, Ahmad Massoud: Kami terluka, Tapi Belum Mati!

8 September 2021, 11:10 WIB
Ahmad Massoud klaim ribuan pejuang anti-Taliban bisa kembali menyerang kapanpun, karena mereka masih hidup. /Sosial media handout/via REUTERS/

PR PANGANDARAN - Pada Selasa 7 September 2021, Ribuan pejuang yang menentang Taliban dapat kembali kapan saja di Lembah Panjshir, kata Massoud, paman dari seorang komandan yang memimpin pertempuran sengit melawan kelompok islamis.

Ahmad Wali Massoud berbicara di Swiss, satu hari setelah Taliban mengklaim kendali penuh atas Afghanistan.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Channel News Asia, Massoud menyatakan bahwa mereka telah memenangkan pertempuran melawan pasukan perlawanan di pegunungan lembah Panjshir, timur laut Kabul.

Baca Juga: Bukan Lee Chong Wei, Taufik Hidayat Sebut Lin Dan sebagai Lawan Terberat: Otaknya Aneh Dia

“Kami masih memiliki ribuan pejuang di lembah, kapan saja mereka dapat kembali dan anda akan menyaksikannya,” kata Massoud dalam sebuah simposium di Jenewa.

“Ya, kami terluka dan kami benar-benar terluka tetapi kami belum mati, kami masih hidup,” tambahnya.

Massoud adalah saudara mendiang Ahmad Shah Massoud, komandan legendaris anti-Soviet dan anti-Taliban yang dibunuh oleh Al-Qaeda beberapa hari sebelum serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Baca Juga: Cek Ikatan Cinta 8 September 2021: Andin Jadi Korban Tukang Ojek Misterius, Aldebaran Murka pada Uya

Putra Shah Massoud yaitu Ahmad Massoud memimpin perlawanan terhadap Taliban di lembah Panjshir.

Taliban mengatakan mereka telah memenangkan pertempuran itu dalam perlawanan terakhir yang tersisa terhadap kekuasaan mereka.

Mereka (Taliban) merilis video pengibaran bendera di atas rumah gubernur di Panjshir.

Baca Juga: Tips Berkencan dengan Orang Introvert, Salah Satunya Jangan Terlalu Banyak Berasumsi

“Panjshir bukan hanya perlawanan, itu adalah penyebab internasional. Kami melawan untuk hak kami sendiri, untuk kebebasan, untuk demokrasi dan untuk hak asasi manusia,” kata Massoud pada simposium.

“Mungkin ini adalah kesempatan terakhir yang bisa kita lihat untuk benar-benar memerangi terorisme di Afghanistan, itulah mengapa kita tidak boleh kehilangan perlawanan,” tambahnya.

Pada Minggu 5 September 2021, Front Perlawanan Nasional (NRF) di Panjshir yang terdiri dari milisi anti-Taliban dan mantan pasukan keamanan Afghanistan mengakui menderita kerugian besar di Medan perang dan menyerukan gencatan senjata.

Tetapi pada Senin 7 September 2021, kelompok itu mengatakan dalam sebuah Tweet bahwa para pejuangnya masih ada di posisi strategis di lembah Panjshir.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler