Ilmuwan Ciptakan Obat Baru dari Hasil Modifikasi Genetik untuk Bunuh Superbug Mematikan

8 Oktober 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi obat antibiotik /Pixabay

PR PANGANDARAN - Para ilmuwan telah menciptakan obat baru yang hidup untuk pertama kali berfungsi mengobati bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

Obat baru tersebut diciptakan ilmuwan berdasarkah hasil modifikasi genetik, sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit.

Sebaliknya, obat itu menyerang bakteri berbahaya dengan menargetkan biofilm mereka, yang mencegah antibiotik atau sistem kekebalan manusia untuk menyerang bakteri yang tertanam di dalamnya.

Baca Juga: Moderna Berencana Investasikan Rp7,09 Triliun untuk Bangun Pabrik Vaksin Covid-19 mRNA di Afrika

Pengobatan revolusioner dapat digunakan pada pasien untuk membunuh superbug rumah sakit seperti MRSA dalam waktu dua tahun.

Para peneliti mengatakan itu bisa menjadi langkah pertama yang penting dalam pengembangan perawatan untuk infeksi pada implan medis seperti kateter, alat pacu jantung dan sendi prostetik.

Kepala petugas medis Inggris sebelumnya, Sally Davies, memperingatkan dunia sedang menghadapi kiamat antibiotik. Jika obat-obatan tidak berhenti digunakan secara berlebihan dan versi baru dikembangkan.

Baca Juga: Iis Dahlia Akui Ikut Sembunyikan Anak Lesti Kejora di Hari Pernikahan Agar Tak Terlihat Netizen

Saat ini pasien yang menjalani perawatan rutin untuk kanker serta transplantasi organ dan penggantian pinggul dan lutut menggunakan antibiotik untuk mencegah infeksi.

Para ahli memperingatkan bahwa jika kita tidak mengembangkan antibiotik baru sekarang dalam 10 sampai 15 tahun, operasi rutin seperti itu bisa berakibat fatal.

Dikutip Pikiran-Rakyat-Pangandaran.com dari Mirror, hanya dua kelas baru antibiotik telah diperkenalkan dalam 40 tahun terakhir.

Baca Juga: Benzema dan Mbappe Gacor, Prancis Tembus Final UEFA Nations League

Obat baru yang membantu membasmi bakteri resisten bisa menjadi alat penting di gudang senjata kita.

“Bakteri adalah kendaraan ideal untuk obat hidup, karena mereka dapat membawa protein terapeutik yang diberikan untuk mengobati sumber penyakit,” kata Prof Luis Serrano, penulis studi di pusat Regulasi Genom, di Barcelona.

Salah satu manfaat dari teknologi ini adalah, begitu mereka mencapai tujuannya vektor bakteri menawarkan produksi molekul terapeutik yang berkelanjutan dan terlokalisasi.

Baca Juga: Tega Setubuhi Anak Kandung Sendiri, Seorang Ayah di Karawang Digiring Pihak Kepolisian

“Seperti kendaraan apapun, bakteri kami dapat dimodifikasi dengan muatan berbeda yang menargetkan penyakit berbeda, dengan potensi lebih banyak aplikasi di masa depan,” kata Prof Luis Serrano.

Temuan penelitian yang didanai Uni Eropa diterbitkan dalam jurnal Molecular Systems Biology.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler