Mata-mata Rusia Mencuri Cetak Biru Formula Vaksin Covid-19 untuk Membuat Sputnik V

11 Oktober 2021, 18:40 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pixabay/fernandozhiminaicela

PR PANGANDARAN – Seorang mata-mara Rusia dilaporkan telah mencuri cetak biru untuk vaksin Covid-19 Oxford/AstraZeneca yang menyelamatkan banyak nyawa.

Menurut laporan, mata-mata Rusia itu mencuri cetak biru vaksin Covid-19 untuk digunakan dalam membuat Sputnik V.

Sumber-sumber keamanan dilaporkan telah memberitahu para menteri bahwa mereka memiliki bukti mata-mata Rusia mencuri cetak biru untuk vaksin Covid-19 dan menggunakannya untuk merancang vaksin mereka sendiri.

Baca Juga: Brooklyn Beckham Panen Ejekan di Sosial Medianya karena Resep Sandwich Miliknya

Dapat dipahami bahwa cetak biru dan informasi penting dicuri oleh agen asing secara langsung, menurut laporan.

Menteri Keamanan, Damien Hinds, menolak untuk mengkonfirmasi laporan tersebut tetapi mengatakan serangan dunia maya menjadi lebih canggih.

“Kami hidup di dunia, saya khawatir, di mana ada aktivitas negara yang berusaha terlibat dalam spionase industri dan spionase ekonomi dan ada serangan dunia maya yang terjadi dan sebagainya,” kata Damian kepada LBC.

Baca Juga: Mulai Bisnis Dari Awal, Jennifer Jill Sebut Rehabilitasi Narkoba Bikin Harta Habis, Ini Reaksi Ivan Gunawan

“Wajah spionase, wajah mata-mata, sangat berbeda dari ketika Anda dan saya tumbuh dewasa dan kita perlu terus meninkatkan kemampuan kita, ini adalah masalah yang sangat serius,” tambahnya.

Dikutip Pikiran-Rakyat-Pangandaran.com dari Mirror, Vladimir Putin, mengatakan dia telah menerima Sputnik V dan telah mendesak orang Rusia lainnya untuk di suntik, tetapi belum disetujui secara internasional, meskipun 70 negara telah menandatanganinya.

Ilmuwan Rusia dibalik penelitian itu mengatakan, bahwa suntikan itu merangsang respons kekebalan pada semua peserta yang diinokulasi dan tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Baca Juga: Nikita Willy Umumkan Kehamilan Pertama, Sempat Berhenti Berharap Bisa Hamil Karena Hal Ini

Produksi antibodi yang terlihat pada pasien menunjukan bahwa vaksin tersebut mampu mempersiapkan tubuh untuk dapat melawan Covid-19.

Hanya 76 orang yang terlibat dalam penelitian ini, hanya setengah dari mereka yang benar-benar di suntik dan sukarelawan semuanya sehat dan sebagian besar berusia 20 hingga 30 tahun.

Seorang juru bicara WHO mengatakan pada hari Jumat, bahwa badan kesehatan itu hampir untuk menyelesaikan masalah pada Sputnik V, tanpa memberikan tanggal untuk daftar penggunaan darurat potensial.

Menteri Kesehatan Rusia, Mikhail Murashko, mengatakan pekan lalu bahwa semua hambatan untuk mendaftarkan vaksin ke WHO telah dihapus dan hanya beberapa dokumen yang harus diselesaikan.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler