Tak Hanya Paus Fransiskus, 350 Gereja Kirim Surat Kerisauan ke Erdogan atas Hagia Sophia Jadi Masjid

13 Juli 2020, 08:23 WIB
Hagia Sophia di bagian dalam //PIXABAY

PR PANGANDARAN - Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus mengungkap kerisauannya soal putusan Presiden Erdogan mengubah museum Hagia Sophia kembali menjadi masjid.

Sebagaimana diketahui, sebelum pernyataan kerisauan Faus Fransiskus, Amerika Serikat, Yunani bahkan Rusia lebih dulu mengecam tindakan Erdogan.

"Saya sedang memikirkan Hagia Sophia. Saya sangat tertekan," ungkap Paus yang mewakili reaksi pertama Vatikan terhadap keputusan Presiden Erdogan itu, seperti yang dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari AFP pada Senin, 13 Juli 2020.

Baca Juga: Artis FTV Inisial H Diduga Terjerat Kasus Kelam Prostitusi, Polrestabes Medan akan Usut Tuntas

Pada Sabtu 11 Juli 2020 lalu, Surat kabar Vatikan Osservatore Romano memuat reaksi dari berbagai negara soal keputusan Presiden Erdogan mengalihfungsikan Hagia Sophia dari museum kembali menjadi masjid.

Namun, surat kabar itu tidak disertai komentar Paus.

Perlu diketahui, Hagia Sophia dikenal sebagai magnet bagi wisatawan di seluruh dunia lantaran sejarah mencatat bangunan yang masuk dalam UNESCO itu pertama kali dibangun sebagai katedral Kristen Ortodoks di Kekaisaran Byzantium Kristen.

Baca Juga: Wirda Mansur Tanggapi Kalimat 'Sakti' Rey Mbayang ke Dinda Hauw: Ga Mempan di Gue, Mohon Maaf Mas

Meskipun seiring berjalannya waktu, bangunan itu diubah menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada 1453 pada masa Muhammad Al-Fatih.

Kini, pada masa kepemimpinan Presiden Erdogan sempat berulang kali menyerukan agar bangunan yang menakjubkan itu diganti namanya menjadi masjid. Bahkan pada 2018, ia membacakan sebuah ayat dari Alquran di Hagia Sophia.

Hingga akhirnya, Presiden Turki itu mengumumkan akan mulai memakai Hagia Sophia sebagai tempat ibadah pada 24 Juli mendatang.

Baca Juga: Kekasih Editor Metro TV yang Tewas Dibunuh Singgung Kehadiran Orang Ketiga, Polisi: Informasi Bagus

Sementara itu, banyak kritikus menilai keputusan itu akan menyurutkan pilar sekuler di negara mayoritas Muslim itu.

Seperti yang diberitakan PikiranRakyat-Pangandaran.com sebelumnya, beberapa pemimpin umat Kritiani telah menentang putusan Turki, Uskup Hilarion yang mengepalai departemen Gereja Ortodok Rusia untuk hubungan gereja eksternal, menggambarkan sebagai 'pukulan bagi kekristenan global'.

Sementara itu, pada Minggu, 12 Juli 2020 kemarin Dewan Gereja Dunia, yang mewakili 350 gereja kristen, mengatakan kepada AFP telah mengirim surat ke Erdogan guna mengungkap 'kesedihan dan kecemasan' mereka.

Baca Juga: Dokter Ungkap Virus Baru Bersumber dari Peternakan Ayam, Jadi Ancaman Pandemi Mematikan Selanjutnya

"kemarahan dan kesombongan tidak hanya menyangkut gereja ortodok dan kekritenan tetapi semua umat manusia yang beradab, terlepas dari agama, " ungkap Kepala Gereja Ortodok Yunani menambahkan.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler