Presiden Iran Tuduh Amerika Serikat Lagi-lagi Lakukan Hal 'Biadab' Gara-gara Ini

27 September 2020, 13:30 WIB
PRESIDEN Iran Hassan Rouhani.* /AFP Photo

PR PANGANDARAN - Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh Amerika Serikat melakukan "kebiadaban" karena menyebabkan kerusakan senilai $150 miliar AS (setara Rp2.240.730) di Iran karena sanksi, dan mengatakan Iran harus mengarahkan kemarahan mereka ke Gedung Putih.

"Dengan sanksi ilegal dan tidak manusiawi serta tindakan teroris, Amerika telah menimbulkan kerusakan senilai 150 miliar dolar pada rakyat Iran," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi, suaranya bergetar karena marah, pada Sabtu, 26 September 2020.

"Kami belum pernah melihat kekejaman yang begitu luas. Alamat untuk kutukan dan kebencian rakyat Iran adalah Gedung Putih," kata dia. 

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Ratu Dangdut Elvy Sukaesih Meninggal Dunia, Tinjau Kebenarannya

Ketegangan antara Washington dan Teheran telah meningkat sejak Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri pada 2018 dari kesepakatan nuklir Iran yang dibuat oleh pendahulunya.

AS juga mulai menerapkan kembali sanksi yang telah dikurangi berdasarkan kesepakatan tersebut.

Menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran, pada gilirannya, secara bertahap telah melanggar batas sentral dalam kesepakatan itu, termasuk pada ukuran cadangan uranium yang diperkaya rendah serta tingkat kemurnian yang diizinkan untuk memperkaya uranium.

Baca Juga: Deretan Makanan Kaya Vitamin Ampuh Jaga Imunitas Tubuh Saat Pandemi, Nomor 6 Belum Banyak yang Tahu

Washington memberlakukan sanksi baru pada Senin terhadap kementerian pertahanan Iran dan lainnya yang terlibat dalam program nuklir dan senjatanya.

Pada Kamis, Washington memasukkan beberapa pejabat dan entitas Iran ke daftar hitam atas dugaan pelanggaran berat hak asasi manusia, termasuk menjatuhkan sanksi kepada hakim yang dikatakan terlibat dalam kasus pegulat Iran yang dijatuhi hukuman mati.

Rouhani tidak memberikan rincian tentang kerusakan kerusakan ekonomi yang dia katakan terjadi karena sanksi tersebut.

Baca Juga: Terungkap! Bermain Medsos Ternyata Ampuh Bisa Turunkan Berat Badan, Simak Langkah-langkahnya

"Mereka mencegah pembelian obat-obatan dan makanan dengan memberlakukan sanksi yang tidak adil, ilegal, dan tidak manusiawi," kata Rouhani dilansir Aljazeera. 

Sementara pasokan kemanusiaan seperti obat-obatan secara teoritis dibebaskan dari sanksi AS, banyak perusahaan takut melanggar aturan dan menghindari transaksi dengan Teheran.

Rouhani menyimpan kritik khusus untuk Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Dia memanggilnya "seorang pria yang menampilkan dirinya sebagai menteri luar negeri tetapi [pada kenyataannya] adalah menteri kejahatan".

Baca Juga: Bekuk dan Pecundangi Lawan hingga Tunduk, Klopp Nilai Arsenal Kini Jadi Tim Tangguh Berkat Arteta

Mitra Washington di Dewan Keamanan PBB telah menolak untuk memberlakukan kembali sanksi dan mengatakan tindakan AS secara hukum tidak berdasar sejak meninggalkan kesepakatan.

Dalam sebuah surat tertanggal 23 September dan dipublikasikan pada hari Sabtu oleh PBB, Duta Besar AS Kelly Craft meminta sekretariat untuk "mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membentuk kembali komite yang dibentuk sesuai dengan Resolusi 1737 (2006) dan Panel Pakarnya" untuk memantau kepatuhan terhadap sanksi internasional.

Teheran dan Washington, yang merupakan. musuh lama ini tidak memelihara hubungan diplomatik selama lebih dari 40 tahun.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler