Militer AS Dikabarkan Membeli Informasi Pribadi dari Aplikasi yang Digunakan Muslim

17 November 2020, 22:00 WIB
Bendera Amerika Serikat /PIXABAY/Alexas_Fotos

PR PANGANDARAN – Militer Amerika Serikat (AS) membeli informasi pribadi yang dikumpulkan dari aplikasi di seluruh dunia.

Termasuk di dalamnya beberapa yang digunakan oleh Muslim serta telah diunduh hampir 100 miliar kali.

Investigasi oleh majalah online Motherboard  menemukan Komando Operasi Khusus AS memperoleh data lokasi dari beberapa perusahaan.

Baca Juga: Jadi Pemeran Utama 'Snowdrop', Jisoo BLACKPINK Ternyata Kalahkan Aktris Terkenal dalam Proses Audisi

Aplikasi paling populer di antara mereka yang menjadi target adalah aplikasi doa dan Quran Muslim bernama Muslim Pro.

Aplikasi dengan lebih dari 98 juta unduhan di seluruh dunia.  Kemudian di dalamnya juga termasuk aplikasi lain, seperti kencan muslim.

Berdasarkan laporan Motherboard mencatat beberapa perusahaan memperoleh data lokasi aplikasi ketika pengiklan membayar untuk memasukkan iklan mereka ke sesi penjelajahan.

Baca Juga: Cek Fakta: Rapper Kanada Drake Dikabarkan Meninggal Dunia hingga Trending di Twitter, Ini Faktanya

Militer AS mengkonfirmasi laporan berita tersebut.

"Akses kami ke perangkat lunak digunakan untuk mendukung persyaratan misi Pasukan Operasi Khusus di luar negeri," kata Komandan Angkatan Laut Tim Hawkins.

Lebih lanjut Hawkins menjelaskan bahwa pihaknya memperhatikan serta mematuhi setiap prosedur yang ditetapkan.

"Kami sangat mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional, dan hukum warga negara Amerika."

Baca Juga: Tertawa Melihat Goyangannya Sendiri di TikTok, Gisella Anastasia Ungkap Pengakuan Mengejutkan

Salah satu perusahaan yang terlibat dalam penjualan data lokasi adalah X-Mode.

X-Mode mengatakan mereka melacak 25 juta perangkat di Amerika Serikat setiap bulan dan 40 juta di tempat lain. Termasuk di Uni Eropa, Amerika Latin, dan kawasan Asia-Pasifik.

Motherboard memasang aplikasi kencan Muslim Mingle ke ponsel Android dan berulang kali mengirimkan koordinat geolokasi yang tepat bersama dengan nama jaringan WiFi ke X-Mode.

Baca Juga: Kapal Kargo Bermuatan 137 Kontainer Tenggelam di Teluk Lamong Surabaya

Penyelidikan menemukan aplikasi lain yang menyampaikan data lokasi termasuk aplikasi penghitung langkah yang disebut Accupedo, aplikasi cuaca Global Storms, dan CPlus untuk Craigslist.

Senator AS Ron Wyden mengatakan kepada Motherboard bahwa X-Mode juga mengakui menjual data yang dikumpulkannya ke pelanggan ‘militer Amerika Serikat’ lainnya.

Perusahaan tetap mempertahankan praktik tersebut.

Baca Juga: Imbauan Keras Polri Tegakkan Prokes Covid-19, Kapolda Metro Jaya hingga Jabar Dirotasi dari Jabatan

“X-Mode melisensikan panel datanya ke sejumlah kecil perusahaan teknologi yang mungkin bekerja dengan layanan militer pemerintah,” katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan perihal detail penggunaan data tersebut.

“Tetapi pekerjaan kami dengan kontraktor tersebut bersifat internasional dan terutama berfokus pada tiga kasus penggunaan: kontra-terorisme, keamanan siber, dan memprediksi hotspot Covid-19 di masa depan, ” kata X-Mode sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Aljazeera.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler