300 Lebih Pemimpin Agama di Dunia Bersatu Larang ‘Terapi Konversi’ untuk Ubah Orientasi Seksual

- 17 Desember 2020, 13:10 WIB
Bendera kelompok LGBTQ
Bendera kelompok LGBTQ /Jurnal Presisi//[email protected]

PR PANGANDARAN – Menurut laporan yang diterima lebih dari 300 pemimpin agama dari 35 negara di dunia telah menyerukan larangan ‘terapi konversi’ yang berusaha mengubah orientasi seksual atau identitas gender seseorang.

Seruan untuk mengakhiri praktik yang sering dilakukan atas nama keyakinan religius itu dikeluarkan dalam sebuah pernyataan oleh British Ozanne Foundation, sebelum konferensi di London.

Di antara pemimpin agama yang turut menandatangani pernyataan tersebut yaitu perwakilan dari agama Kristen, Yahudi, Muslim, Budha, dan Sikh, termasuk pemenang Nobel Perdamaian dan pensiunan uskup agung yaitu Desmond Tutu.

Baca Juga: Seolah Acuh dengan Skandal Video Syur Mirip Dirinya, Gisel Ramai Disebut 'Muka Tembok' oleh Netizen

“Kami menyerukan semua upaya untuk mengubah, menekan atau menghapus orientasi seksual seseorang, identitas gender atau ekspresi gender yang namanya dikenal sebagai ‘terapi konversi’ untuk diakhiri, dan praktik berbahaya ini dilarang,” ucap mereka dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com.

Praktik ini juga terkadang disebut sebagai ‘terapi reparatif’ tetapi para ahli secara luas menganggapnya sebagai pseudo-ilmiah, tidak efektif, dan berbahaya.

Brasil, Ekuador, Malta, Taiwan, Swiss, serta sebagian Australia, Kanada, dan Amerika Serikat telah melarang ‘terapi konversi’ tersebut.

Baca Juga: Sadis! Selebgram Cantik yang Bunuh dan Mutilasi Ibu Kandung Pakai Pisau Dapur Tertawa di Pengadilan

Sementara negara lainnya juga memiliki larangan lokal atau kebijakan terkait kesehatan mental yang melarang praktik tersebut, di mana Inggris dan Irlandia sedang mempersiapkan larangan nasional itu.

Konferensi London didanai oleh Kantor Persemakmuran dan Pembangunan Asing Inggris, di mana Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah berjanji untuk melarang ‘terapi konversi’ dan menyebutnya ‘sangat menjijikkan’.

Di Israel sendiri, terapi konversi gay juga disebut ‘terapi reparatif’ yang mana sangat tidak dianjurkan di sana.

Baca Juga: Sulit Bernafas Usai Positif Covid-19, Ustaz Yusuf Mansur: Baca Quran 1 Ayat Aja Capenya Minta Ampun

Meskipun dilarang oleh Kementerian Kesehatan tapi praktik tersebut tetap legal di Israel dan masih diterima di beberapa kalangan konservatif dan ortodoks.

RUU yang melarang terapi konversi gay oleh psikoterapis di Knesset awal tahun ini memicu krisis koalisi antara partai Likud yang menentang undang-undang tersebut dan mitra pemerintah yang mendukungnya.**

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Times of Israel


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x