Terkubur dalam Letusan Gunung Api, Arkeolog Temukan Jejak Makanan Jalanan Kuno Berusia 2.000 Tahun

- 28 Desember 2020, 06:30 WIB
Toko makanan berusia 2.000 tahun.*
Toko makanan berusia 2.000 tahun.* / /Pompeii Archaeological Park

PR PANGANDARAN – Arkeolog di Pompeii, kota yang terkubur dalam letusan gunung berapi pada 79 M telah membuat penemuan luar biasa dari toko makanan dan minuman panas fresco yang menyajikan makanan jalanan kuno.

Dikenal sebagai termopolium, bahasa Latin untuk minuman panas, toko itu ditemukan di situs Regio V di taman arkeologi, yang belum dibuka untuk umum.

Jejak makanan berusia hampir 2.000 tahun ditemukan di beberapa toples terra cotta berisi makanan panas yang diturunkan penjaga toko ke dalam meja dengan lubang melingkar.

Baca Juga: Tak Hanya Inggris, Ini Deretan Negara yang Telah Melaporkan Mutasi Baru Covid-19 Lebih Menular

Bagian depan toko dihias dengan lukisan dinding berwarna cerah.

Beberapa menggambarkan binatang yang menjadi bagian dari bahan makanan yang dijual, seperti ayam dan dua ekor bebek yang digantung terbalik.

“Ini adalah penemuan yang luar biasa. Ini pertama kalinya kami menggali seluruh termopolium," kata Massimo Ossana, direktur taman arkeologi Pompeii.

Baca Juga: Masih Ingat Jessica ‘Sianida’? Intip Sel Mewah yang Ditempatinya sebagai Pelaku Pembunuhan Berencana

Arkeolog juga menemukan mangkuk minum perunggu berdekorasi yang dikenal sebagai patera, toples keramik yang digunakan untuk memasak semur dan sup, termos anggur, dan amphora.

Pompeii, 23 km  tenggara Napoli adalah rumah bagi sekitar 13.000 orang ketika terkubur di bawah abu, kerikil batu apung.

"Analisis awal kami menunjukkan bahwa gambar yang digambar di bagian depan konter, mewakili, setidaknya sebagian, makanan dan minuman yang dijual di sana," kata Valeria Amoretti, antropolog situs.

Baca Juga: Bocah 2 Tahun Alami Penyakit Kulit, Ternyata Akibat Dicabuli Ayah Kandungnya Sendiri

Amoretti mengatakan jejak daging babi, ikan, siput dan daging sapi telah ditemukan di dalam wadah.

Sebuah penemuan yang dia sebut sebagai ‘kesaksian atas berbagai macam produk hewani yang digunakan untuk menyiapkan hidangan’.

Sekitar dua pertiga dari kota kuno seluas 66 hektar telah ditemukan.

Diketahui reruntuhan ini tidak ditemukan sampai 16 abad dan penggalian terorganisir dimulai sekitar 1750.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x