Donald Trump Kalahkan Barack Obama Jadi 'Pria Paling Dikagumi' di Amerika Tahun 2020

- 2 Januari 2021, 10:42 WIB
Barack Obama beri petuah ke Donald Trump agar menerima kekalahan atas Joe Biden.
Barack Obama beri petuah ke Donald Trump agar menerima kekalahan atas Joe Biden. /Instagram @barackobama dan @realdonaldtrump

PR PANGANDARAN - Donald Trump telah mengalahkan mantan presiden Barack Obama sebagai 'pria paling dikagumi' di Amerika tahun 2020, menurut jajak pendapat baru-baru ini.

Presiden Donald Trump memperoleh 18 persen suara survei sementara Presiden Barack Obama berada di posisi kedua dengan 15 persen.

Sementara itu Presiden terpilih Joe Biden berada di tempat ketiga dengan 6 persen suara setelah  Donald Trump dan Barack Obama.

Baca Juga: Sukses Turunkan Berat Badan 10 Kg dalam 2 Bulan, Wanita Ini Bocorkan Menu Harian ala Tya Ariestya

Presiden Trump turun ke twitter setelah hasil jajak pendapat Gallup dirilis untuk mengklaim bahwa itu membuktikan dia memenangkan pemilihan November.

Dia mengutip pernyataan yang dibuat oleh komentator politik Mark Steyn, sebagai pembawa acara tamu di acara Tucker Carlson Tonight Fox News.

“Barack Obama digulingkan dari posisi teratas dan Presiden Trump mengklaim gelar Pria Paling Dikagumi tahun ini," cuitnya dari kutipan Steyn yang dilansir dari Express.

Baca Juga: Hasil Penelitian Ungkap Israel Berpotensi Diguncang Gempa Besar dan Timbulkan Ratusan Korban Jiwa

“Trump nomor satu, Obama nomor dua, dan Joe Biden nomor tiga sangat jauh," tambahnya.

“Itu juga agak aneh mengingat fakta bahwa pada 3 November, Biden diduga mengumpulkan jutaan suara lebih banyak daripada Trump, tetapi tidak bisa mendekati dia dalam jajak pendapat ini," jelasnya.

"Tidak ada presiden yang akan datang yang pernah melakukan seburuk survei tahunan ini," kata Tump.

Baca Juga: Jalani Isolasi Mandiri Selama 11 Hari Usai Terpapar Covid-19, Giring Ganesha: I Miss U, Guys!

Dia kemudian membuat tuduhan tak berdasar bahwa Biden menerima suara palsu dalam pemilu AS (Amerika Serikat) 2020 dan mengklaim bahwa hal itu 'dicurangi'.

"Itu karena dia mendapat jutaan Suara Palsu di Pemilu 2020, yang SANGAT BAIK!," cuitnya.

Sejak pemilu November lalu, Presiden Trump terus melontarkan tuduhan kecurangan pemilu tanpa bukti konkret untuk mendukung klaimnya.

Baca Juga: Bandingkan Kasus Video Syur Gisel dengan Ariel Noah, Pakar Hukum: Bisa Saja Kena 3,5 Tahun Penjara

Bulan lalu, perguruan tinggi pemilihan Amerika mengonfirmasi kemenangan pemilihan presiden Biden.

Presiden terpilih Biden melampaui ambang batas 270 suara yang dibutuhkan untuk memenangkan Gedung Putih.

Hal ini membawa Biden satu langkah prosedural lebih dekat untuk menjabat bulan ini.

Baca Juga: Sweet Home Mendunia hingga Revisi UU Militer, Ini 10 Momen Paling Bersinar dari Hiburan Korea 2020

Terlepas dari penolakan Presiden Trump untuk menyerah, Biden akan dilantik pada 20 Januari 2021.

Setelah lembaga pemilihan mengkonfirmasi kemenangannya, dalam pernyataan Biden menyampaikan dalam pertempuran untuk jiwa Amerika ini, demokrasi menang.

“Kami rakyat memilih. Keyakinan di lembaga kami dipegang. Integritas pemilu kami tetap utuh," katanya.

Baca Juga: Hanya Gunakan NIK, Ini Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 Gratis di Peduliindung.id

“Jadi, sekarang saatnya membalik halaman. Untuk bersatu. Untuk menyembuhkan," ungkapnya.

Sejak pemilihan November, Trump dan para pembantunya telah mengajukan lusinan tuntutan hukum di pengadilan negara bagian dan federal dalam upaya untuk membatalkan hasil pemilihan.

Banyak hakim telah menolak tuntutan hukum tersebut dan mengatakan klaim yang dibuat oleh kampanye Trump kurang pantas.

Baca Juga: Terungkap, Ternyata Gisel Janjikan Hal Ini ke MYD hingga Rela Terbang dari Jepang

Dalam pemilihan, Biden memenangkan 7 juta lebih banyak suara populer daripada Trump.

Itu lebih dari dua kali lipat margin kemenangan suara populer Hillary Clinton atas Trump pada 2016.***

Editor: Imas Solihah

Sumber: Express


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah